Palestina kian Berdarah: Teganya Bos-bos Hamas Hidup Bermewah-mewah di Qatar

- 18 Mei 2021, 15:45 WIB
 Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh /DOK.REUTERS/
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh /DOK.REUTERS/ /REUTERS

Jalur ini hanya aman bagi siapa saja yang dapat membayar biaya tinggi,  atau memiliki koneksi dengan pejabat di Mesir .  

Dalam beberapa bulan terakhir, tiga putra Haniyeh telah muncul dalam daftar, yang dipublikasikan oleh kementerian dalam negeri yang dikelola Hamas.  

Wisatawan pun harus melalui proses perizinan yang panjang. 

Ahmed Yousef, mantan penasihat Haniyeh,  yang telah pindah ke Istanbul, mengakui bahwa Hamas telah gagal mencapai cita-cita yang dianutnya. 

“Kami menampilkan diri kami sebagai gerakan kerakyatan, bukan gerakan elit atau faksi. Jadi,  ini seharusnya mewajibkan kami untuk menangani kebutuhan dan masalah rakyat dengan lebih baik,” katanya. 

Akram Atallah, kolumnis lama untuk surat kabar Al-Ayyam yang berbasis di Tepi Barat,  yang pindah dari Gaza ke London pada 2019, menyatakan bahwa Hamas telah mencoba menggunakan 'dualitas': sebagai pemerintah,  dan kelompok militan untuk keuntungannya.

"Ketika disalahkan karena tidak memberikan layanan dasar,  Hamas mengklaim sebagai kelompok perlawanan. Ketika dikritik karena memberlakukan pajak,  Hamas berdalih bahwa pihaknya adalah pemerintahan yang sah," katanya.

Baca Juga: Pendeta Palestina Ajak Lindungi Masjid Al Aqsa, Musallam: Kami Tak Akan Biarkan Rumah Orang Muslim Direbut

Pemilihan Ganda 

Hamas mungkin masih berhasil dalam pemilu apa pun, jika hanya karena pesaing utamanya, Fatah, memiliki catatan kegagalan yang lebih lama.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah