Waspada! ISIS Indonesia Keranjingan Bom TATP: Bahannya Dijual Bebas!

- 4 April 2021, 22:39 WIB
BOM TATP - Bom rumahan jenis  TATP menjadi lebih menonjol di Indonesia karena semakin sering digunakan dalam serangan teroris regional. Kekuatannya lebih dahsyat ketimbang TNT./ILUSTRASI BOM: PIXABAY/
BOM TATP - Bom rumahan jenis TATP menjadi lebih menonjol di Indonesia karena semakin sering digunakan dalam serangan teroris regional. Kekuatannya lebih dahsyat ketimbang TNT./ILUSTRASI BOM: PIXABAY/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Kemungkinan Bom Radioaktif

Selain TATP, militan pro-ISIS di Asia Tenggara juga bereksperimen dengan bom mematikan, seperti menggunakan bahan radio aktif sebagai campuran dalam bom konvensional. Sel-sel pro-ISIS di Indonesia telah menunjukkan kemampuannya untuk merakit bom kotor, meskipun pada tahap yang sangat sederhana.  

Pada 2017, sel yang terhubung dengan JAD di Bandung, memiliki pengetahuan kimia untuk mengubah radioaktif tingkat rendah Thorium 232,  menjadi Uranium 233 yang mematikan" berdasarkan manual Bahrun Naim.

Yang lebih mengkhawatirkan, pada tahun yang sama, sebuah sel yang berbasis di Bandung, telah membeli hidrogen peroksida, dan lusinan mantel petromaks, dan memulai proses:  mengekstraksi Thorium untuk membuat bom mikro-nuklir.

Upaya di Indonesia ini telah meyakinkan pihak berwenang Malaysia tentang kemungkinan pendukung lokal ISIS menggunakan bahan radioaktif untuk menghasilkan bom. Pihak berwenang Malaysia telah mencatat kasus hilangnya bahan radioaktif dan nuklir.

Dalam beberapa kesempatan, Badan Energi dan Lisensi Atom Malaysia menemukan bahan radioaktif yang dibuang tanpa jejak,  yang jelas dari asal dan tujuan penggunaannya. Kemungkinan bahan-bahan seperti itu bisa berakhir di tangan para militan, maka dibutuhkan banyak pengawasan. 

Karena itu, Amalina Abdul Nasir menyarankan supaya pemerintah di negara-negara Asia Tenggara, tidak meremehkan niat militan pro-ISIS untuk membuat bom kelas atas seperti TATP,  atau menggunakan zat radiologis dalam plot serangan masa depan.

Ditambah dengan hubungan transnasional yang semakin dalam antarsel di wilayah ini, pengetahuan yang ditransfer melalui jaringan teror secara online. akan terus berlanjut.

Dengan modus ini, kelompok-kelompok pro-ISIS di wilayah tersebut, juga dapat memastikan bahwa mereka terus eksis, meskipun telah kehilangan pijakan utama ISIS di Suriah dan kematian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi sehingga menjunjung tinggi narasi kelompok tersebut tentang daya tahan dan ketahanan.

Tentang TATP

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x