Waspada! ISIS Indonesia Keranjingan Bom TATP: Bahannya Dijual Bebas!

- 4 April 2021, 22:39 WIB
BOM TATP - Bom rumahan jenis  TATP menjadi lebih menonjol di Indonesia karena semakin sering digunakan dalam serangan teroris regional. Kekuatannya lebih dahsyat ketimbang TNT./ILUSTRASI BOM: PIXABAY/
BOM TATP - Bom rumahan jenis TATP menjadi lebih menonjol di Indonesia karena semakin sering digunakan dalam serangan teroris regional. Kekuatannya lebih dahsyat ketimbang TNT./ILUSTRASI BOM: PIXABAY/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Rekam Jejak TATP

Amalina Abdul Nasir menjelaskan, di wilayah Asia Pasifik yang lebih luas, TATP digunakan dalam serangan bom bunuh diri pada Minggu Paskah di Gereja Sri Lanka, 21 April 2019.

Sekitar 279 orang tewas dalam insiden tersebut, sementara 500 lainnya terluka.  Gereja tersebut merupakan salah satu lokasi yang diserang, di mana 115 umat tewas dalam serangan.

TATP digunakan pula  di Asia Tenggara lewat rangkaian aksi bom bunuh diri gereja di Kota Surabaya,Ibu Kota Provinsi Jawa Timur pada  2018.

Jenis bahan peledak yang sama digunakan juga dalam pemboman pada 2005 di Kota London, Inggris  2005;  pemboman pada 2015  di Kota Paris, Prancis;  pemboman Manchester Arena pada 2017. 

TATP juga digunakan pada Oktober 2015, ketika Wisnu Kumala mengancam akan meledakkan beberapa bom TATP di Tangerang, pinggiran Jakarta, Indonesia. 

Pada Mei 2019, dua pria ditangkap di Malaysia setelah mereka berhasil merakit dan melakukan beberapa tes pada bahan peledak jenis TATP. Ini adalah TATP pertama yang dirakit oleh militan Malaysia. Tonggak penting dalam merakit bom peledak kelas atas  ini menjadi perhatian.

Kelompok-kelompok yang terkait dengan ISIS di Asia Tenggara telah lama diketahui menggunakan Alat peledak improvisasi (Improvised Explosive Devices/ IED) yang bahan-bahan kimia awalnya dicampur secara improvisasi sehingga menghasilkan bom dnegan daya ledak dahsyat.

Menurut Amalina Abdul Nasir, IES digunakan dalam serangan-serangan bunuh diri pro-ISIS sebagai modus operandinya. ISIS telah mendesak para pendukungnya untuk mempersenjatai alat apa pun yang nyaman: mulai dari kendaraan hingga bom tekanan kompor. Sementara taktik inti ISIS, seperti menggunakan IED,  masih dipraktikkan, dan sudah berkembang untuk yang mencerminkan pengetahuan mereka tentang pembuatan bom.

Dalam perkembangannya, TATP menjadi lebih menonjol di Indonesia karena semakin sering digunakan dalam serangan teroris regional.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x