Bahkan, ketika Abbas membatalkan Pemilu Palestina pertama sejak 15 tahun terakhir pada April 2021, terindikasi disengaja oleh Abbas, karena Fatah sendiri telah terpecah, dan akan mengalami kekalahan memalukan andai pemilu tersebut jadi digelar.
Sikap keras Hamas sendiri yang anti-Yahudi, dan tak bertoleransi dalam bentuk apapun dengan Israel, sangat bertolak belakang dengan sikap Abbas atas nama ONP. ONP telah mempertahankan hubungan keamanan yang erat dengan Israel, dan sangat tertarik atas ide solusi Palestina-Israel.
Baca Juga: Surat Al Kafirun, Asbabun Nuzul Beserta Artinya per Ayat Sebagai Berikut
ONP telah Gagal
Secara internasional, ide solusi kedua negara itu dipandang sebagai satu-satunya cara dalam menyelesaikan konflik, meskipun tidak ada pembicaraan damai yang substansial selama lebih satu dekade.
Hamas menang telak dalam Pemilu Palestina pada 2006 alias pemilu terakhir, dan Hamas siap untuk melakukannya dengan baik lagi pasca penundaan pemilu pada April 2021. Di sisi lain, Hamas bersikeras untuk tidak mengakui hak Israel untuk hidup, dan menolak dimaasukkan dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris.
Terbukti, berbagai protes di Yerusalem dan di tempat lain,menurut analisa, kebanyakan terjadi tanpa pemimpin aliasberlangsung spontan yang diklaim tanpa provokasi Hamas sbagai alwan politik Abbas.
“Pilihannya adalah untuk terlibat dengan Hamas atau pemerintahan yang sangat tidak representatif dan tidak berfungsi - semacam pemerintahan - otoritas yang sama sekali tidak memiliki legitimasi,” kata Tahani Mustafa, seorang analis di Crisis Group, sebuah wadah pemikir internasional.
Namun, Israel dan AS tampaknya mengambil rute kedua. Ini terindikasi lewat pernyataan para pejabat di kedua negara, yang berharap untuk memperkuat ONP, dengan mengorbankan Hamas.
Baca Juga: Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 Berjuluk Gerhana Super Blood Moon, Catat Wilayah Lintasannya Berikut