Jalankan Misi Pembajakan Pesawat
Lahir di Haifa, kini kota ketiga terbesar di Israel, 9 April 1944, Khaled adalah perempuan pertama asli Palestina, yang membajak dua pesawat sebagai protes atas penjajahan Israel di negerinya, Palestina. Ini dilakoni Khaled selama menjadi aktivis kemerdekan Palestina yang diawalinya sebagai anggota Barisan Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) yang berganti nama menjadi PLO.
Masa kecilnya sarat dengan derita sebagai anak pengungsi perang. Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Pluto.com, penerbit buku biografinya, Khaled dalam usia empat tahun pada dekade 1940-an, mengungsi bersama keluarganya. Ini terjadi setelah Israel merebut kota kelahirannya dalam perang dengan negara-negara Arab.
Ketika beranjak dewasa, Khaled bergabung dengan Gerakan Nasionalis Arab, yang dimotori oleh George Habash. Meski sempat menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Amerika di Beirut, Khaled lebih tertarik ke politik, kemudian masuk ke organisasi militan ini, yang didirikan oleh Habash pasca Perang Enam Hari pada 1967.
Dalam perang yang dimenangkan Israel pada 5-10 Juni 1967, negara zionis ini dikepung oleh Mesir (kala itu masih bernama Republik Arab Bersatu), Yordania, Lebanon, Suriah, dan Irak, plus PLO.
Aksi pembajakan pertama dilakukan oleh Khaled pada 29 Agustus 1969. Sasarannya, Boeing 737 milik maskapai Trans World Airlines, bernomor penerbangan 840, rute Roma, Italia- Athena, Yunani.
Baca Juga: Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata: Alhamdulillah, Gloria in Excelsis Deo!
Khaled dan seorang temannya beraksi sehingga pilot dengan todongan senjata keduanya, mendadak mendaratkan pesawat di Bandar Udara Internasional Damaskus, Ibu Kota Suriah. Pesawat menuju Athena ini, dipaksanya melintasi Haifa, kota kelahirannya.
Setelah semua penumpang dan awak pesawat turun, Khaled meledakkan pesawat tersebut sebelum akhirnya ditahan oleh aparat keamanan Suriah, dan dilepas tak lama kemudian.
Setelah bebas, Khaled melakukan operasi plastik untuk menyembunyikan wajahnya yang terlanjur 'terkenal', dan kembali beraksi pada 6 September 1970. Bersama pria asal Nikaragua dari jaringan 'Che' Guevara bernama Patrick Arguello, keduanya membajak pesawat bernomor 219 milik maskapai Israel, El Al Nahas.