Israel-Hamas Gencatan Senjata, Iran dan Turki malah 'Panas'

- 21 Mei 2021, 19:01 WIB
Menteri Luar Negeri Iran,  Mohammad Javad Zarif./PHOTO:  IRNA/
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif./PHOTO: IRNA/ /: IRNA

KALBAR TERKINI - Iran dan Turki mendadak gerah atas gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas yang diteken pada Jumat, 21 Mei 2021. Di Markas Perserikatan Bangsa-bangsa  (PBB) di New York, AS,  Iran menyatakan,  gencatan senjata yang diupayakan sejumlah negara Arab itu adalah sia-sia.

Pihak Iran menyatakan, Israel telah mengambil langkah-langkah dan provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mempercepat upaya melakukan Judaisme terhadap Jerusalem atau Al-Quds Al-Sharif selaku jantung Palestina. Israel juga dituding  berusaha mengubah komposisi demografinya  melalui penghapusan umat Kristen dan Muslim Palestina di Kota Suci Jerusalem.

Sementara sehari sebelumnya di Ankara, Turki, Kamis, 20 Mei 2021,digelar Pertemuan Konsultasi Organisasi non-Pemerintah Palestina,  yang diinisiasi Direktorat Urusan Agama Turki. Intinya,  segera dibentuk kelompok koordinasi dari organisasi dan lembaga non-pemerintah Turki untuk membantu mempercepat perjuangan melawan penindasan.

Baca Juga: Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata: Alhamdulillah, Gloria in Excelsis Deo!

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari  IRNA, Jumat ini dari Markas PBB,  Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa perampasan lingkungan Arab lain di sekitar Masjid Al-Aqsa,  membuktikan kesia-siaan normalisasi oleh beberapa negara Arab.  

Pernyataan Zarif berjudul  Soal Palestina di hadapan Sidang Umum PBB ini dibacakan oleh Duta Besar dan Wakil Tetap Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi. Menurut  Zarif,  selama lebih tujuh dekade, kebijakan dan praktik brutal Israel terus melanggar HAM dan martabat rakyat Palestina.  

Akibatnya, lanjut Zarif, warga Palestina telah dirampas hak-haknya baik tanah, properti, dan bisnisnya, diusir paksa dari rumah mereka,  menjadi sasaran kekerasan, teror, dan intimidasi. oleh Israel.

Hal ini dinilainya sejalan dengan kebijakan apartheid  (politik perbedaan berdasarkan ras atau warna kulit) yang diskriminatif dan rasis. "Apartheid ini  benar-benar telah meniadakan hak orang Palestina untuk menentukan nasib sendiri di bawah judul Satu Negara Yahudi," tambah Zarif.   

Baca Juga: Palestina Meratap: Rakyat Israel Tuding Negaranya Lakukan Genosida

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x