Rakyat Iran Bahagia, Penista Islam Disebut dalam Perjalanan ke Neraka

- 15 Agustus 2022, 04:20 WIB
Salman Rushdie, penulis novel 'Ayat-ayat Setan' (The Satanic Verses) yang ditikam oleh Hadi Matar di New York, AS, pada Jumat, 12 Agustus 2022. Usai ditikam,  novelnya banyak dicari.
Salman Rushdie, penulis novel 'Ayat-ayat Setan' (The Satanic Verses) yang ditikam oleh Hadi Matar di New York, AS, pada Jumat, 12 Agustus 2022. Usai ditikam, novelnya banyak dicari. /TH/Graham Turner

Jaksa Wilayah Schmidt menyinggung fatwa tersebut sebagai motif potensial dalam menentang jaminan.

Masih dari Teheran. Beberapa orang yang bersedia berbicara dengan The Associated Press, memuji serangan yang menargetkan penulis yang menodai iman Islam itu.

Di jalan-jalan ibukota Iran, gambar mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini masih 'mengintip' orang-orang yang lewat.

“Saya tidak tahu Salman Rushdie, tapi saya senang mendengar bahwa dia diserang karena menghina Islam,” kata Reza Amiri, seorang kurir berusia 27 tahun.

"Ini adalah nasib bagi siapa saja yang menghina kesucian," lanjutnya.

Namun, warga yang lain khawatir bahwa Iran dapat menjadi lebih terputus dari dunia, karena ketegangan tetap tinggi atas kesepakatan nuklirnya yang compang-camping.

“Saya merasa mereka yang melakukannya mencoba mengisolasi Iran,” kata Mahshid Barati, seorang guru geografi berusia 39 tahun.

“Ini akan berdampak negatif pada hubungan dengan banyak orang, bahkan Rusia dan China," tambahnya.

Khomeini, dalam kondisi kesehatan yang buruk pada tahun terakhir hidupnya setelah perang Iran-Irak pada dekade 1980-an.

Usai perang yang menghancurkan perekonomian Iran, Khomeini mengeluarkan fatwa tentang Rushdie pada 1989.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x