Rakyat Iran Bahagia, Penista Islam Disebut dalam Perjalanan ke Neraka

- 15 Agustus 2022, 04:20 WIB
Salman Rushdie, penulis novel 'Ayat-ayat Setan' (The Satanic Verses) yang ditikam oleh Hadi Matar di New York, AS, pada Jumat, 12 Agustus 2022. Usai ditikam,  novelnya banyak dicari.
Salman Rushdie, penulis novel 'Ayat-ayat Setan' (The Satanic Verses) yang ditikam oleh Hadi Matar di New York, AS, pada Jumat, 12 Agustus 2022. Usai ditikam, novelnya banyak dicari. /TH/Graham Turner

"Kebenaran, keberanian, ketangguhan, dan kemampuan untuk berbagi ide tanpa rasa takut. Ini adalah blok bangunan dari setiap masyarakat yang bebas dan terbuka," kata Biden.

Rushdie, penduduk asli India yang sejak dburu telah tinggal di Inggris dan AS, dikenal dengan gaya prosa surealis dan satirnya.

Ini dimulai dengan novel pemenang Booker Prize 1981 berjudul 'Midnight's Children', di mana Rushdie mengkritik tajam perdana menteri India saat itu, Indra Gandhi.

'The Satanic Verses' mendapat ancaman pembunuhan dari kalangan Muslim setelah diterbitkan pada 1988.

Buku Rushdie telah dilarang dan dibakar di India, Pakistan dan di tempat lain sebelum Ayatollah Agung Iran, Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa.

Fatwa atau dekrit ini yang menyerukan kematian Rushdie pada 1989.

Khomeini meninggal pada tahun yang sama, namun fatwa tersebut tetap berlaku.

Pemimpin tertinggi Iran saat ini, Khamenei, tidak pernah mengeluarkan fatwanya sendiri untuk mencabut dekrit tersebut.

Iran sendiri dalam beberapa tahun terakhir tidak berfokus kepada penulisnya.

Adapun penyelidik di AS sedang bekerja untuk menentukan apakah tersangka, yang lahir satu dekade setelah 'The Satanic Verses' diterbitkan, bertindak sendiri.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x