Rakyat Iran Bahagia, Penista Islam Disebut dalam Perjalanan ke Neraka

- 15 Agustus 2022, 04:20 WIB
Salman Rushdie, penulis novel 'Ayat-ayat Setan' (The Satanic Verses) yang ditikam oleh Hadi Matar di New York, AS, pada Jumat, 12 Agustus 2022. Usai ditikam,  novelnya banyak dicari.
Salman Rushdie, penulis novel 'Ayat-ayat Setan' (The Satanic Verses) yang ditikam oleh Hadi Matar di New York, AS, pada Jumat, 12 Agustus 2022. Usai ditikam, novelnya banyak dicari. /TH/Graham Turner

Yayasan tersebu biasanya berfokus pada pemberian bantuan kepada orang cacat dan orang lain yang terkena dampak perang.

Namanya mengacu pada protes 1963 terhadap mantan Syah Iran oleh para pendukung Khomeini.

Seperti yayasan lain, dikenal sebagai 'bonyad' di Iran yang didanai sebagian oleh aset yang disita dari masa Shah Iran, yayasan ini sering melayani kepentingan politik garis keras.

Para reformis di Iran sebenarnya ingin perlahan-lahan meliberalisasi teokrasi Syiah negara itu dari dalam.

Mereka menginginkan hubungan yang lebih baik dengan Barat, dan telah berusaha menjauhkan pemerintah negara itu dari dekrit tersebut.

Hal ini terungkap lewat pernyataan Menteri luar negeri di era presiden reformis Mohammad Khatami pada 1998.

Menurutnya, pemerintah melepaskan diri dari penghargaan apa pun yang telah ditawarkan dalam hal ini (fatwa), dan tidak mendukungnya.

Rushdie perlahan mulai muncul kembali ke kehidupan publik sekitar waktu itu.

Tetapi beberapa orang di Iran tidak pernah melupakan fatwa yang menentangnya.

Sabtu lalu, Mohammad Mahdi Movaghar, seorang warga Teheran berusia 34 tahun, mengaku memiliki 'perasaan yang baik' setelah Rushdie diserang.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x