“Saya ingin memberi tahu semua Muslim pemberani di dunia bahwa penulis buku itu serta penerbit yang mengetahui isinya, dengan ini dijatuhi hukuman mati,” kata Khomeini pada Februari. 1989.
Lewat Radio Teheran, Khomeini menambahkan: "Siapa pun yang terbunuh, akan dianggap sebagai martir, dan langsung masuk surga."
Pada 3 Agustus 1989, Pemerintah Iran mencatat bahwa satu orang diidentifikasi terbunuh ketika mencoba melaksanakan fatwa.
Warga negara Lebanon, Mustafa Mahmoud Mazeh, tewas ketika sebuah bom buku yang dia bawa meledak sebelum waktunya di sebuah hotel di London.
Matar, pria yang menyerang Rushdie, lahir di AS dari orang tua Lebanon, yang beremigrasi dari desa selatan Yaroun, menurut Walikota Ali Tehfe.
Yaroun hanya berjarak beberapa kilometer dari Israel.
Pada masa lalu, militer Israel telah menembaki apa yang digambarkan sebagai posisi milisi Syiah yang didukung Iran, Hizbullah, di sekitar daerah itu.
Tetapi, Yayasan Khordad ke-15, tetap diam di awal minggu kerja.
Yayasan ini memberikan hadiah lebih dari tiga juta dolar AS bagi siapa saja yang bisa membunuh Rushdie.
Staf di sana menolak untuk segera berkomentar dengan alasan bahwa pejabat yayasan tak berada di kantor.