Safaa, Teroris Wanita Pertama Inggris: Film Seks dan Mengurung Diri di Kamar

- 3 April 2021, 17:36 WIB
TERORIS WANITA INGGRIS -  Safaa Boular (kanan) sedang menjalani hukuman seumur hidup sejak divonis bersalah sebagai teroris wanita Inggris pertama pada 2018. Awalnya Safaa dirayu lewat 'Telegram' oleh Naweed Hussain (kiri), anggota gerombolan ISIS kelahiran Inggris, yang menyuruhnya menonton film seks./FOTO: REUTERS & PIXABAY/GRAFIS: OKTAVIANUS CORNELIS/
TERORIS WANITA INGGRIS - Safaa Boular (kanan) sedang menjalani hukuman seumur hidup sejak divonis bersalah sebagai teroris wanita Inggris pertama pada 2018. Awalnya Safaa dirayu lewat 'Telegram' oleh Naweed Hussain (kiri), anggota gerombolan ISIS kelahiran Inggris, yang menyuruhnya menonton film seks./FOTO: REUTERS & PIXABAY/GRAFIS: OKTAVIANUS CORNELIS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Dirayu Hussain Nonton Film Seks

Kepada Hussain, Safaa bersikeras bahwa dia tidak pernah menyetujui serangan apa pun dan tidak tahu untuk mendapatkan senjata dan granat di Inggris. Padahal, lanjutnya, 99 persen obrolan mereka itu  romantis, dan hanya satu persen yang membahas tentang ledakan dan penyerangan.  

Safaa berkomunikasi dengan Hussain di kelasnya, di rumah, kamar tidur, bahkan kamar mandi melalui pesan Telegram yang terenkripsi di ponsel rahasia yang dibelinya di Pasar Brixton. 

Selama periode ini Hussein mendorongnya untuk mengirim foto tubuhnya bahkan dalam pose bugil dan disarankan menonton film dewasa. "U Daesh," pesan Safaa kepada Hussein yang nafsuan itu, "adalah orang gila". 

Terafiliasi ISIS: Wanita Indonesia Potensi Ancaman!

Dikutip dari The Guardian,  Senin, 23 Juli 2018, jumlah perempuan dan anak-anak yang bergabung dengan ISIS 'diremehkan secara signifikan'. padahal, berbagai laporan menyebutkan, wanita yang kembali dari pertempuran di Suriah dan Irak telah menimbulkan ancaman keamanan khusus di negara-negaranya.

Para ahli telah memperingatkan meningkatnya ancaman perempuan dan anak di bawah umur yang terkait dengan ISIS, menunjukkan bahwa jumlah yang kembali ke Inggris dari Suriah dan Irak, telah diremehkan secara signifikan.  

Menurut laporan baru dari King's College London, kombinasi dari tidak adanya data pemerintah dan perubahan pandangan di dalam ISIS tentang kapan perempuan harus mengangkat senjata, berarti bahwa bahaya yang mereka tunjukkan, kemungkinan besar jauh lebih besar daripada yang ditunjukkan oleh angka resmi. 

Laporan dari Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi di universitas tersebut, menemukan bahwa kaum wanita secara aktif terlibat dalam plot penyerangan di seluruh dunia pada 2018.

Sebanyak 4.761 (13 persen) dari 41.490 warga negara asing yang berafiliasi dengan ISIS di Irak dan Suriah pada April 2013 dan Juni 2018 adalah perempuan. Sebanyak 4.640 (12 persen) lainnya adalah anak di bawah umur. 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x