KALBAR TERKINI - Serangan simpatisan ISIS oleh seorang wanita yang belakangan tewas di Mabes Polri, Rabu, 31 Maret 2021, hanya insiden kecil. Toh serangan berikutnya bisa jadi mematikan karena sel ISIS di Indonesia diyakini sedang membentuk pasukan wanita untuk beraksi sporadis.
Hal ini karena secara historis, peran aktif perempuan dalam kelompok teroris terkait peperangan maupun di zona konflik, baik pada tataran strategis maupun taktis, mulai menunjukkan perubahan yang stereotipe, sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari Al Mesbar Studies and Reseach Center,13 Oktober 2020.
Baca Juga: IPW: Serangan Teroris ke Mabes Polri Terkait Dendam Tewasnya Anggota FPI di Tol Cikampek!
Baca Juga: Serangan Teroris, Bamsoet: Alarm Keras untuk Waspada!
Baca Juga: Penyerang Mabes Polri Disebut Mahasiswi dan Anggota Perbakin, Bamsoet: KTA nya Anggota Airsoft Gun
Ulasan Al Mesbar Studies and Reseach Center ini, ditulis oleh Dr Sumaiyah Ahmed, Asisten Profesor di Sekolah Humaniora dan Ilmu Sosial, Jamia Hamdard, Delhi, India. Keahliannya meliputi wacana sosial-Islam tentang status dan peran perempuan dalam masyarakat Muslim.
Ahmed juga memegang gelar PhD dari School of International Studies, Universitas Jawaharlal Nehru di Delhi, India. Disertasi M.Phil dan tesis PhD-nya telah membahas perempuan Muslim dalam gerakan Islam dan pendidikan serta pemberdayaan perempuan Muslim.
Sementara Al Mesbar Studies and Reseach Center adalah sebuah pusat riset untuerbagai studi gerakan radikal dan terorisme. Setiap bulan sejak didirikan pada 2007, Al-Mesbar Center telah menerbitkan buku bulanan. Sejumlah besar penelitian diterbitkan ke dalam bahasa Arab. Di antaranya, Mata Air Al-Qaeda: Suriah, Sinai, Mali (Volume 73, Januari 2013).
Buku ini menyajikan wawasan tingkat dasar tentang bagaimana Al-Qaeda mengeksploitasi pergolakan revolusioner di kawasan itu, dan memberikan dasar konseptual bagi pemerintah terdekat dan jauh untuk bermitra untuk menggagalkan gerombolan ini.