KALBAR TERKINI - Pemerintah Ukraina diklaim disetir Barat untuk melakukan propaganda menyudutkan Rusia secara internasional sebagai pelaku pembantaian massal di Kota Bucha.
Pada Rabu, 30 Maret 2022, Kremlin menyatakan bahwa pasukannya mundur dari Bucha, kota kecil di dekat Kiev, Ibukota Ukraina.
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari kantor berita Pemerintah Rusia, TASS, Selasa, 5 April 2022, Kementerian Pertahanan Rusia juga menggarisbawahi pernyataan Walikota Bucha Anatoly Fedoruk, sehari kemudian, tepatnya pada 31 Maret 2022.
Baca Juga: Neo Nazi Ukraina Dalangi Pembantaian Massal di Bucha dan Zelensky Tutup Mata demi NATO?
Walikota Bucha menegaskan, tidak ada lagi pasukan Rusia yang tersisa di kota itu, tanpa menyebutkan adanya warga sipil yang ditembak.
Menurut Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov, masih dilansir TASS, semua wilayah Ukraina yang berada di bawah kendali Rusia, aman bagi warga sipil termasuk Bucha
"Kami terus bersikeras bahwa semua tuduhan terhadap Rusia, terhadap militer Rusia bukan hanya tidak berdasar, tetapi pertunjukan yang diarahkan dengan baik, tidak lain adalah pertunjukan yang tragis," tegasnya.
Baca Juga: Ukraina Dihantui Perampok Bersenjata, Penyelidikan Pembantaian Bucha Semakin Ribet
Peskov secara sistematis juga menjelaskan posisinya tentang situasi di Bucha, tetapi Barat dinilainya secara kolektif 'menutup mata dan telinganya dengan tirai', dan tidak mau mendengarkan.