WASPADA! Malaysia Bernafsu Dominasi Politik di Asia Tenggara: Dikecam di 'Kandang' Sendiri!

- 6 April 2022, 07:40 WIB
Presiden Jokowi Dukung Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kedua ASEAN, Mendikbud Ristek Menolak
Presiden Jokowi Dukung Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kedua ASEAN, Mendikbud Ristek Menolak /Pixabay

Dia menilai, Malaysia kemungkinan juga melihat dirinya memainkan peran yang lebih besar di ASEAN.

Sebab, Malaysia akan menjadi Ketua ASEAN pada 2025, tahun di mana Visi dan Peta Jalan Komunitas Asean Pasca-2025 akan diadopsi.

"Malaysia saat ini adalah gembala tetap dari Satn Tugas Tingkat Tinggi pada Visi Komunitas Asean Pasca-2025, yang berperan penting dalam memetakan arah masa depan ASEAN," tambahnya.

Profesor Linguistik Terapan Dr Bromeley Philip memandang, pengumuman PM Malaysia itu sebagai saran yang valid.

Ini mengingat sekitar 300 juta dari 655 juta penduduk ASEAN setiap hari menggunakan Bahasa Melayu, Indonesia, Brunei, meskipun dalam beberapa variasi.

"Usulan tersebut berupaya untuk menyamakan bahasa Melayu dengan bahasa dunia lain, seperti Arab, Prancis, dan Jerman, sehingga menjadi lingua franca," kata Philip.

"Melayu sebagai 'bahasa kedua' dapat berarti bahwa itu adalah bahasa yang disukai (kecuali jika diwajibkan nanti di masa depan) setelah bahasa Inggris yang paling umum disukai," tambahnya.

Menurut Philip, bahasa Inggris telah menjadi bahasa komunikasi yang lebih luas dalam program ASEAN, karena alasan penggunaan globalnya.

"Tetapi di antara tiga negara Asean (Malaysia, Indonesia dan Brunei), Bahasa Melayu/Indonesia/Brunei selalu menjadi bahasa pilihan," tambahnya.

Hal itu, lanjutnya, karena adanya kesepakatan yang telah ditandatangani sebelumnya antara ketiga negara tentang perlunya memajukan.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: New Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x