WASPADA! Malaysia Bernafsu Dominasi Politik di Asia Tenggara: Dikecam di 'Kandang' Sendiri!

- 6 April 2022, 07:40 WIB
Presiden Jokowi Dukung Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kedua ASEAN, Mendikbud Ristek Menolak
Presiden Jokowi Dukung Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kedua ASEAN, Mendikbud Ristek Menolak /Pixabay

Ismail Sabri dalam mengelar konferensi pers bersama Presiden Indonesia Joko Widodo pada Jumat, 1 Apri 2022/

Menurutnya, Malaysia dan Indonesia akan melanjutkan upaya untuk mengangkat status bahasa Melayu, yang mungkin menjadi bahasa ASEAN, suatu hari nanti.

Pasal 152 Konstitusi Federal Malaysia menyatakan bahwa 'Bahasa kebangsaan adalah Bahasa Melayu" (bahasa Melayu adalah bahasa nasional)'.

Menurut Philip, bagaimanapun, itu harus disebut Bahasa Malaysia, seperti Bahasa Indonesia.

Disebut bahasa Malaysia hanya sampai 1986, tetapi beberapa waktu kemudian, Departemen Pendidikan mengubahnya menjadi Bahasa Melayu.

Hal ini, lanjutnya, bisa jadi karena niat nasionalis dari politisi Melayu yakni Partai Umno pada waktu itu, atau bisa juga kementerian yang mencoba membakukan dengan bahasa Tamil, bahasa China, dan bahasa Arab.

"Untuk menghindari kontroversi, sarannya, maka yang terbaik adalah tetap menggunakan bahasa Melayu. "Tetapi, sekali lagi, bahasa Malaysia tidaklah salah," katanya.

"Bahasa Melayu Malaysia, Brunei dan Singapura serupa dan ini berbeda dengan beberapa variasi untuk Bahasa Indonesia tetapi semua bahasa ini adalah 'serumpun', tepatnya Bahasa Nusantara," klaimnya.

Sebagai pemimpin politik dengan mandat domestik, menurut Lin Weiling, jelas Ismail Sabri ingin mempromosikan kepentingan, dan identitas nasional Malaysia, termasuk mengangkat posisi bahasa nasionalnya di panggung internasional.

Ismail dinilainya dapat saja membuat kebijakan atau menginstruksikan anggota kabinet untuk menggunakan bahasa Melayu, ketika menghadiri pertemuan di luar negeri.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: New Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x