WASPADA! Malaysia Bernafsu Dominasi Politik di Asia Tenggara: Dikecam di 'Kandang' Sendiri!

- 6 April 2022, 07:40 WIB
Presiden Jokowi Dukung Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kedua ASEAN, Mendikbud Ristek Menolak
Presiden Jokowi Dukung Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kedua ASEAN, Mendikbud Ristek Menolak /Pixabay

"Itu adalah hal lain untuk 'memaksakan' keinginan ini ke anggota ASEAN lainnya, yang tidak memiliki sentimen nasionalis ini," ujarnya.

“Pasal 34 Piagam ASEAN telah menetapkan bahwa 'bahasa kerja ASEAN adalah bahasa Inggris'. Ini adalah kesepakatan yang dibuat oleh semua Kepala Negara anggota ASEAN ketika Piagam ASEAN diadopsi," lanjutnya.

"Penting juga untuk dicatat bahwa Deklarasi Asean (Deklarasi Bangkok) yang ditandatangani oleh para menteri anggota pendiri ASEAN pada 1967 dalam bahasa Inggris, telah menetapkan nada untuk itu menjadi bahasa kerja ASEAN secara de facto," tegas Lin Weiling.

Ditekankan, pengambilan keputusan di ASEAN didasarkan pada konsultasi dan konsensus.

Karena itu, selama satu anggota pun tidak dapat mendukung wacana ini, kemungkinan tidak akan didorong untuk dilaksanakan.

Analis politik Profesor Dr Mohd Azizuddin Sani menilai bahwa wacana ini bisa dilihat sebagai langkah untuk mempromosikan dirinya (Ismail Sabri) sebagai pemimpin yang memperjuangkan bahasa nasional.

Usulan ini memiliki bobot tertentu bagi Ismail Sabri secara politis. Warga Malaysia, secara umum, akan mendukungnya untuk mengangkat bahasa.

",Dan, dia salah satunya, bersedia untuk mengambil agenda lebih jauh dibandingkan dengan para pemimpin sebelumnya," kata Sani.

“Kita tidak bisa hanya berbicara tentang bahasa dalam masalah ini. Ada tingkat politik tertentu di balik aspirasi ini," lanjut Sani

"Ini untuk mempromosikan bahasa Melayu agar menjadi bahasa yang penting di dunia dan menarik orang lain untuk belajar, selain memperjuangkan bahasa itu sendiri," tegasnya.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: New Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah