WASPADA! Malaysia Bernafsu Dominasi Politik di Asia Tenggara: Dikecam di 'Kandang' Sendiri!

- 6 April 2022, 07:40 WIB
Presiden Jokowi Dukung Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kedua ASEAN, Mendikbud Ristek Menolak
Presiden Jokowi Dukung Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kedua ASEAN, Mendikbud Ristek Menolak /Pixabay

Untuk kepentingan Malaysia, bahasa Melayu diklaim digunakan secara luas di kawasan itu, dengan sekitar 45,8 persen penduduk ASEAN berbicara dalam berbagai bentuk bahasa Melayu.

Ini diklaim sebagai bahasa resmi di empat negara Asean (Malaysia, Indonesia, Brunei, dan Singapura) dan dituturkan di delapan (Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand, Filipina, Myanmar, dan Kamboja).

Bahasa Melayu juga diklaim ditemukan di bagian lain dunia - Sri Lanka, Timor-Leste, Kepulauan Cocos, dan Pulau Christmas.

Lantas, apa kata para ahli tentang ini? NST pun mewawancarai sejumlah pakar terkait.

Mereka, peneliti utama Pusat Studi Asean Joanne Lin Weiling dari ISEAS-Yusof Ishak Institute, seorang Profesor Linguistik Terapan; dan Dr Bromeley Philip dari Academic of Language Studies, Universiti Teknologi Mara, Sarawak.

Analis sosiopolitik Universiti Malaya Associate Professor Dr Awang Azman Awang Pawi; Analis politik Universiti Utara Malaysia Profesor Dr Mohd Azizuddin Sani.

Juga, Profesor William Case, kepala Sekolah Politik, Sejarah dan Hubungan Internasional di Universitas Nottingham Malaysia Campus.

Menurut para pakar ini, bukan kali pertama Malaysia mengusulkan penggunaan Bahasa Melayu di ASEAN.

Pada 2011, Tan Sri Rais Yatim yang saat itu menjabat Menteri Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, mengusulkan bahasa Melayu menjadi 'bahasa resmi' di Asia Tenggara.

Sementara Ismail Sabri, Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumerisme Malaysia menyatakan, bahasa Melayu bisa menjadi lingua franca dari ASEAN.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: New Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x