Lahir pada 1955, Stavridis lulus dari Akademi Angkatan Laut AS pada 1976. Stavridis menjabat sebagai Panglima Tertinggi Sekutu NATO, dan komandan Komando Eropa AS pada 2009- 2013. Ia menjabat sebagai dekan Sekolah Hukum dan Diplomasi Fletcher di Universitas Tufts pada 2013- 2018.
Mantan Menhan AS: Mimpi Buruk
Buku 2034: A Novel of the Next World War menggambarkan perang AS-China di mana kedua kekuatan saling menyerang dengan senjata nuklir taktis, sementara komando dan kontrol AS dilumpuhkan oleh serangan siber.
Tiga negara lain, India, Iran dan Rusia, juga merupakan bagian dari ulasanya. Terbit pada Maret 2021, buku tersebut terjual lebih dari 100 ribu eksemplar di AS pada Mei 2021, dan juga dirilis di 14 negara lainnya.
Dalam buku tersebut, tiga kapal Angkatan Laut AS ditenggelamkan setelah bertemu dengan kapal penangkap ikan yang terbakar dengan identitas yang tidak diketahui selama patroli kebebasan navigasi di LCS.
Pada hari yang sama, seorang penerbang Marinir AS, ditangkap di Iran setelah kehilangan kendali atas pesawat tempur siluman F-35-nya di atas Selat Hormuz, disusul bagaimana dua insiden itu saling terkait.
Mantan Menteri Pertahanan AS Robert Gates menggambarkan alur cerita tersebut sebagai 'mimpi buruk yang sangat perlu kita hindari', sementara Jim Mattis, mantan menteri pertahanan lainnya, menyatakan bahwa buku itu menyajikan 'skenario paling berbahaya bagi kita dan dunia'.
Baca Juga: Direktur Huawei Polandia Dituding Intelijen China: Gunakan Nama 'Stanislaw'
Berikut kutipan wawancara Staf Senior Penulis The Asahi Shimbun Mizuho Kajiwara dengan James Stavridis (J):
Anda telah menerbitkan buku dan makalah kebijakan tentang geopolitik dan Angkatan Laut, tetapi mengejutkan bahwa Anda mempresentasikan skenario perang nuklir AS-China dalam sebuah novel. Apa yang ada di balik pemikiran Anda?