Hamas dan kelompok militan Jihad Islam menyatakan, setidaknya 20 pejuang mereka tewas, sementara Israel mengklaim, jumlahnya setidaknya 130.
Sekitar 58 ribu warga Palestina telah meninggalkan rumah, banyak di antara mereka mencari perlindungan di sekolah PBB yang padat selama terjadi amukan wabah virus corona disusul perang rudal tersebut.
Dua belas orang di Israel, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahun, seorang gadis berusia 16 tahun, dan seorang tentara, juga tewas.
Sejak pertempuran dimulai, infrastruktur Gaza, yang telah melemah akibat blokade selama 14 tahun, memburuk dengan cepat. Persediaan medis, air dan bahan bakar untuk listrik menipis di wilayah itu, di mana Israel dan Mesir memberlakukan blokade setelah Hamas merebut kekuasaan pada 2007.
Israel menganggap Hamas, kelompok militan Islam yang berupaya menghancurkannya, sebagai kelompok teroris, dan pemerintahan Hamas tidak diakui secara internasional.
Baca Juga: AS Ragu-ragu Tekan Israel, Dubes Iran di PBB Mengamuk
Pengeboman Israel telah merusak lebih dari 50 sekolah di seluruh wilayah, menurut kelompok advokasi Save the Children, menghancurkan setidaknya enam sekolah. Sementara perbaikan selesai, pendidikan akan terganggu untuk hampir 42 ribu anak.
Serangan Israel juga telah merusak setidaknya 18 rumah sakit dan klinik serta menghancurkan satu fasilitas kesehatan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hampir setengah dari semua obat esensial telah habis.***
Sumber: The Associated Press