Diplomat AS Terinfeksi Penyakit Misterius, Rusia pun Dituding!

- 18 Mei 2021, 20:06 WIB
PENYAKIT SYARAF - Penyakit syaraf misterius dilaporkan memuncak di kalangan diplomat dan  mata-mata AS di luar negeri. Sejumlah pejabat AS menduga serangan ini merupakan ulah intelijen asing, tapi Pemerintah AS belum memberikan pernyataan resmi./ILUSTRASI: PIXABAY/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/
PENYAKIT SYARAF - Penyakit syaraf misterius dilaporkan memuncak di kalangan diplomat dan mata-mata AS di luar negeri. Sejumlah pejabat AS menduga serangan ini merupakan ulah intelijen asing, tapi Pemerintah AS belum memberikan pernyataan resmi./ILUSTRASI: PIXABAY/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/ /PIXABAY

KALBAR TERKINI - Penyakit syaraf misterius dilaporkan memuncak di kalangan diplomat dan  mata-mata AS di luar negeri. Lebih 60 orang telah melaporkan episode mual, pusing dan sakit kepala mendadak selama diserang dalam tugasnya di luar negeri.

Walaupun bukan penyakit baru, tapi jumlah diplomat dan agen AS  yang terserang sangat mencolok. Walaupun belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah AS, sejumlah pejabat menduga bahwa serangan penyakit,  yang belum diketahui pasti asal dan jenisnya,  merupakan ulah intelijen Rusia. 

Namun dikutip Kalbar-Terkini.com  dari Live Science yang melansir dari The New York Times (TNYT), Selasa, 18 Mei 2021, dugaan sejumlah pejabat di AS ini, belum resmi diakui oleh Pemerintah AS. "Pemerintah  belum siap untuk menyalahkan," menurut Times dilansir TNYT.

Baca Juga: Beda dengan Manusia, Hewan Terengah-engah saat Tertawa

Penyakit saraf misterius yang pertama kali dilaporkan oleh personel AS di Havana, Kuba, mungkin lebih tersebar luas di kalangan diplomat, tentara, dan mata-mata daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dari laporan lebih 60 orang yang mengalami mual, pusing dan sakit kepala mendadak selama di luar negeri itu, setidaknya gejalanya menetap dalam beberapa kasus, dengan masalah yang terus berlanjut. Semisal vertigo dan nyeri yang dilaporkan oleh para personel.

Administrasi Presiden AS frekuensi radJoe Biden sejauh ini terus bergerak secara agresif untuk menyelidiki laporan tersebut, menurut Times.

Dikaitkan sebuah laporan pada 2020 dari National Academy of Sciences (NAS) menunjukkan, penyakit tersebut dapat disebabkan oleh denyut nadi energi frekuensi radio eEnergi frekuensi radio termasuk gelombang radio dan gelombang mikro).

Baca Juga: Palestina kian Berdarah: Teganya Bos-bos Hamas Hidup Bermewah-mewah di Qatar

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x