Qatar kemungkinan menyesuaikan tingkat dan sifat dukungan untuk kelompok-kelompok seperti Front Nusra, berdasarkan perhitungan strategis, seperti yang dilakukannya dalam hubungannya dengan Ikhwanul.
Pada 2011 misalnya, Doha menilai harga politik untuk mendukung kelompok-kelompok radikal di Suriah, bertentangan dengan Riyadh (yang telah mengubah kebijakan Suriahnya sendiri) dan Washington, dan memutuskan bahwa itu terlalu tinggi.
Namun, negara kaya itu tetap mentolerir penggalangan dana pribadi untuk Al Qaeda, ISIS, dan organisasi radikal lainnya. Dalam beberapa kasus, Doha mendorong pendanaan pribadi untuk kelompok ekstremis, dengan mengundang pendukung terkemuka mereka untuk berbicara di Qatar.
Dengan mengalihkan kebijakan luar negerinya kepada perantara penggalangan dana untuk dan mendanai oposisi Suriah, Qatar menghilangkan tanggung jawab untuk campur tangan langsung dalam urusan Suriah, seperti yang dijelaskan dalam laporan investigasi baru-baru ini.
TNR menyebut, mengizinkan penggalangan dana lokal untuk kelompok yang beroperasi di Suriah dan Irak, juga dapat membantu mengarahkan kecenderungan politik warga Qatar ke luar negeri, dan mendukung apa yang disebut kredensial Islamis pemerintah baik di dalam maupun luar negeri.
Baca Juga: Palestina makin Gawat, Yordania Lindungi Situs Suci Islam dan Nasrani
Seberapa Buruk Keterlibatan Qatar dengan Teroris?
Menurut Departemen Keuangan AS, sejumlah pemodal teroris telah beroperasi di Qatar. Warga negara Qatar Abd al-Rahman al-Nuaymi telah menjabat sebagai lawan bicara antara donor Qatar, dan pemimpin Al- Qaeda di Irak (AQI, kemudian berganti nama menjadi ISIS).
Nuaymi dilaporkan mengawasi transfer dua juta dolar AS per bulan ke AQI untuk jangka waktu tertentu. Nuaymi juga salah satu dari beberapa pemodal Al Qaeda, berbasis di Qatar yang mendapat sanksi dari Departemen Keuangan AS.
Menurut beberapa laporan, pejabat AS percaya bahwa bagian terbesar dari sumbangan pribadi yang mendukung ISIS dan kelompok yang terkait dengan Al Qaeda, berasal dari Qatar.