KALBAR TERKINI - Pasukan keamanan Myanmar semakin ganas dengan menembakkan peluru tajam ke arah pendukung Partai yang dikudeta pimpinan Aung San Suu Kyi.
Pada Minggu, dilaporkan polisi menembak mati sedikitnya 22 pendemo anti kudeta di pinggiran kota industri Hlaingthaya.
Selain menembaki pengunjuk rasa, militer yang kini berkuasa juga membakar pabrik milih China.
Baca Juga: Militer Myanmar Boros Beli Persenjataan, Ini Tiga Negara Pemasok Utamanya
Baca Juga: Hadapi Junta Myanmar, 10 Kelompok Etnis Bersenjata Sepakat Bela Rakyat
“Pabrik-pabrik yang didanai China dibakar di sana,” kata sebuah kelompok advokasi dilansir Kalbar-Terkini.com, Senin 15 Maret 2021.
Di pihak militer, dilaporkan dua orang polisi juga menjadi korban setelah telibat bentrok dengan pendemo.
Ketegangan demi ketegangan terus terjadi dan belum ada indikasi akan segera berakhir meskipun pemimpin pemimpin dunia menyerukan kutukan atas pembantaian yang terjadi.
16 pengunjuk rasa lainnya tewas di tempat lain, kata Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), serta seorang polisi, menjadikannya hari paling berdarah sejak kudeta 1 Februari terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.