Hadapi Junta Myanmar, 10 Kelompok Etnis Bersenjata Sepakat Bela Rakyat

- 13 Maret 2021, 21:12 WIB
TEWAS -   Aung Paing Oo meninggal pada 13 Maret setelah ditembak di kepala oleh angkatan bersenjata junta pada Jumat 12 Maret 2013./MYANMAR NOW/
TEWAS - Aung Paing Oo meninggal pada 13 Maret setelah ditembak di kepala oleh angkatan bersenjata junta pada Jumat 12 Maret 2013./MYANMAR NOW/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI -  Milisi bersenjata dari 10 kelompok etnis di Myanmar menyatakan mendukung Gerakan Pembangkangan Sipil. Sejak Jumat, 12 Maret 2021, semuanya sepakat untuk melindungi pengunjuk rasa yang ditembak mati di jalan-jalan, ditahan,  dan dipukuli oleh rezim.

Selain Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA),  semua kelompok milisi bersejata telah menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional dengan militer sebelum kudeta. Namun karena korban jiwa terus berjatuhan dari kalangan pengunjuk rasa, ke-10 milisi etnis bersenjata bersepakat untuk berdiri di belakang rakyat Myanmar.

Reaksi yang paling keras terhadap militer ditunjukkan oleh KIA. Gempuran pun dilaporkan dilakukan oleh KIA ke sebuah pangkalan militer Myanmar di Desa Sal Zin, Kotapraja Mogaung, Jumat lalu, yang sehari kemudian  memicu serangan balik militer Myanmar yang melibatkan pasukan dan helikopter yang menyebabkan empat anak terluka, menurut kesaksian penduduk.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Myanmar Now,  Sabtu, 13 Maret 2021, militer menyerang balik ke salah satu basis KIA di Desa Nant   dengan jet-jet tempur. Kedua desa tersebut berada di distrik Mohnyin, barat daya ibu kota negara bagian Myitkyina. “Beberapa penduduk setempat telah melarikan diri dan beberapa bersembunyi, tetapi saya tidak tahu jumlah pastinya,” kata penduduk.

Baca Juga: Warga Argentina Minta Investigasi Kematian Maradona, Pendemo: Dia Tidak Mati tapi Dibunuh

Baca Juga: Kecelakaan 28 Tahun Silam, Warga Gorontalo Temukan Bangkai Pesawat Merpati

Baca Juga: 60 Warga Myanmar Penentang Tentara Tewas, PBB Masih Tetap Bungkam

Provokasi Militer

Namun, seorang anggota KIA menyatakan bahwa  komando pusat tidak memerintahkan untuk menyerang pangkalan militer  Myamamr pada Kamis, 11 Maret 2021. "Kami sedang menyelidiki mengapa komandan di garis depan menyerang," kata anggota yang menolak disebutkan namanya itu.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x