OMG! Ditekan Terus, Rusia Bongkar Konspirasi AS-ISIS-Taliban

- 17 April 2021, 05:32 WIB
 Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova/© RUSSIAN FOREIGN MINISTRY PRESS SERVICE/TASS/
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova/© RUSSIAN FOREIGN MINISTRY PRESS SERVICE/TASS/ /Russian Foreign Ministry/ KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Perserikatan Bangsa-bangsa perserikatan bangsa menyebut NIIS atau ISIS telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang.  Amnesti Internasional melaporkan, kelompok ini telah melakukan pembersihan etnis berskala sangat besar.

ISIS dicap sebagai organisasi teroris oleh PBB, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya, AS, India, Indonesia, Israel, Turki, Arab Saudi, Suriah, dan negara-negara lain.  Lebih dari 60 negara secara langsung atau tidak langsung berperang melawan ISIS.

Gara-gara Dituduh Hadiahi Taliban

Kinerja pemerintahan baru AS di bawah Presiden Joe Biden diwarnai ragam tuduhan terhadap Rusia. Benar-tidaknya tudingan itu, tapi yang terbaru: Rusia dituduh menebar hadiah untuk membunuh prajurit AS di Afghanistan.

Tudingan AS  ini merupakan kali kedua menyusul tudingan disertai sanksi ke Rusia karena dianggap campur tangan dalam Pemilihan Presiden AS pada 2020, yang berhasil dimenangkan oleh pasangan Biden-Kamala Harris dari Partai Demokrat.

Buntutnya, AS sejak Kamis, 15 April 2021, menjatuhkan sanksi ke Rusia disusul balasan Rusia pada Jumat, 16 April 2021, yang menyatakan berencana mengusir 10 diplomat AS, sebagaimana dilansir The Associated Press, Jumat.

Rusia juga akan menghilangkan  kehadiran peran setiap negara yang menjadi penghubung antara kedua negara, serta berbagai pembatasan lainnya. Pun bakal mencekal sederet pejabat AS untuk mendatangi Rusia.

Pada Sabtu, 17 April 2021, sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari TASS, tudingan bahwa Rusia memberi hadiah untuk pembunuhan tentara AS di Afghanistan, semakin memicu kemarahan Rusia.   

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan pada Jumat kemarin, tuduhan Washington itu adalah fiksi dan fobia komunitas intelijen AS.

"Kami mencatat, sekali lagi, bahwa tuduhan Gedung Putih terhadap Rusia tentang dugaan hadiah kepada militan Taliban untuk pembunuhan prajurit AS di Afghanistan, memiliki kredibilitas rendah. Kami menuntut agar Washington menyajikan fakta spesifik yang menjadi dasar pernyataan tidak berdasar tersebut," kecamnya.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x