OMG! Ditekan Terus, Rusia Bongkar Konspirasi AS-ISIS-Taliban

- 17 April 2021, 05:32 WIB
 Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova/© RUSSIAN FOREIGN MINISTRY PRESS SERVICE/TASS/
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova/© RUSSIAN FOREIGN MINISTRY PRESS SERVICE/TASS/ /Russian Foreign Ministry/ KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

MOSKOW, KALBAR TERKINI - Kabar mengejutkan datang dari Rusia. Negara tersebut menyatakan pihaknya mencium adanya kerjasama atau konspirasi antara AS dengan kelompok teroris Taliban di Afghanistan serta dengan Negara Islam (Dash). 'Negara Islam (Dash)' yang dimaksud Rusia dipastikan adalah ISIS.

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Wikipedia, Negara Islam Irak dan Syam juga dikenal dengan nama Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS), Negara Islam Irak dan asy-Syam, Daesh atau Negara Islam (NI atau IS) adalah kelompok militan ekstremis. Kelompok ini dipimpin oleh dan didominasi oleh anggota Arab Sunni dari Irak dan Suriah.

Per Maret 2015, ISIS menguasai wilayah berpenduduk 10 juta orang di Irak dan Suriah. Lewat kelompok lokalnya, ISIS juga menguasai wilayah kecil di Libya, Nigeria, dan Afghanistan. Kelompok ini juga beroperasi atau memiliki afiliasi di berbagai wilayah dunia, termasuk Afrika Utara dan Asia Selatan.

Baca Juga: Dua 'Laba'laba' Siap Tarung: Rusia Depak 10 Diplomat AS!

Baca Juga: Sambil Berteriak, Remaja Sakit Jiwa Tembak Mati Empat Orang!

Baca Juga: Distrik Beoga Pulih, Mama-mama sudah Berjualan di Pasar

Dalam bahasa Arab, kelompok ini dikenal dengan nama ad-Dawlah al-Islāmiyah, sehingga terciptalah kata Da'isy atau Daesh, disingkat NIIS dalam bahasa Arab atau ISIS dalam bahasa Inggris.

Pada  29 Juni 2014, kelompok ini menyatakan dirinya sebagai negara Islam sekaligus kekhalifahan dunia yang dipimpin oleh khalifah Abu Bakr al-Baghdadi,  dan berganti nama menjadi ad-Dawlah al-Islāmiyah, Negara Islam (NI).

Sebagai kekhalifahan, ISIS mengklaim memegang kendali atas agama, politik, dan militer terhadap semua umat Muslim di seluruh dunia, dan 'keabsahan' atas semua keamiran, kelompok, negara, dan organisasi tidak diakui lagi setelah kekuasaan khilafah meluas, dan pasukannya tiba di wilayah mereka.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x