Ransomware Rusia Beraksi di AS, Stok Daging Babi Bermasalah

- 3 Juni 2021, 02:24 WIB
  /ILUSTRASI SERANGAN RANSOMEWARE OLEH  PETE LINFORTH DARI PIXABAY/
/ILUSTRASI SERANGAN RANSOMEWARE OLEH PETE LINFORTH DARI PIXABAY/ /PETE LINFORTH

Hanya dinyatakan, JBS AS dan Pilgrim's dapat mengirimkan daging dari hampir semua fasilitasnya pada Selasa. Beberapa pabrik daging babi, unggas, dan makanan siap saji perusahaan, beroperasi pada Selasa,  dan fasilitas daging sapi di Kanada sudah melanjutkan produksi. 

Wakil sekretaris pers utama Karine Jean-Pierre menegaskan pada Selasa bahwa Gedung Putih terlibat langsung dengan pemerintah Rusia terkait masalah ini,  dan menyampaikan pesan bahwa negara-negara yang bertanggung jawab,  tidak menampung penjahat ransomware.  

Baca Juga: Taylor Swift Mati-matian Perjuangkan UU Kesetaraan Lesbian

Menurutnya, FBI sedang menyelidiki insiden tersebut, dan Badan Keamanan Cybersecurity dan Infrastruktur menawarkan dukungan teknis ke JBS.

Selain itu, USDA telah berbicara dengan beberapa pengolah daging utama di AS untuk memperingatkan tentang situasi tersebut, dan Gedung Putih sedang menilai potensi dampak apa pun ke pasokan daging nasional. 

JBS memiliki lebih dari 150 ribu  karyawan di seluruh dunia. 

Menurut Mark Jordan, direktur eksekutif  Leap Market Analytics, gangguan di pasokan makanan kemungkinan akan minimal.

Pengolah daging terbiasa dengan penundaan  karena berbagai faktor termasuk kecelakaan industri dan pemadaman listrik. "Mereka dapat mengganti produksi yang hilang dengan shift ekstra," katanya. 

“Beberapa pabrik yang dimiliki oleh pengepakan daging besar yang offline selama beberapa hari adalah masalah besar, tetapi itu dapat dikelola,  dengan asumsi bahwa hal itu tidak meluas lebih dari itu,” katanya.***  

 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah