KALBAR TERKINI - Silakan begidik, silakan pula ngintip-ngintip membaca! DNA babi diklaim menyerupai DNA manusia. Jadi, cocok bahkan bisa di-clone untuk menjadi 'mahluk tertentu' , berupa janin yang digunakan untuk keperluan medis.
Demi kepentingan umat manusia maka DNA, sel atau jaringan babi digunakan, tapi yang pasti bukan dari babi ngepet. Mahluk berwajah terjelek sedunia ini: hidung tanpa bentuk, dan memiliki bentuk kelamin jantan 'mengerikan', sedang menjadi idola dunia medis.
Bahkan, virus paling jahanam sejagat sekaliber korona, pun diklaim 'gugup', bahkan keder menghadapi salah satu vaksin anti-Covid-19 berkandungan sel babi, yang juga sudah digunakan di Indonesia dan seluruh dunia.
Baca Juga: Gajah-gajah China yang Teler Berat ala Drunken Master
Babi memang 'sakti', kecuali, tentunya, bukan 'kaum babi ngepet'.
Jadi, stop melecehkan apalagi memaki: 'dasar babi!' Sebab, setidaknya, peneliti dari Universitas Alabama di Birmingham, AS, sebagaimana dilaporkan University of Alabama (UAB) News, 7 September 2016, ternyata juga mengakui kesaktian dari mamalia berkaki pendek ini, yang merupakan daging panggang idola saking 'renyah-renyah sedap', di banyak daerah di Indonesia Timur.
Ilmuwan di UAB berhasil membungkus jaringan babi dengan lapisan pelindung. Lapisan yang bukan 'kue lapis', digunakan untuk melawan diabetes pada manusia. Lapisan ganda bahan pelindung nano-tipis, dimaksudkan untuk mencegah atau mencegah penolakan kekebalan. Tujuan akhirnya: melakukan transplantasi kelompok sel penghasil insulin dari babi ke manusia, untuk mengobati diabetes tipe 1.
Hal ini dinyatakan oleh dua peneliti UAB, Hubert Tse PhD dan Eugenia Kharlampieva PhD. Tse adalah ahli imunologi dan profesor asosiasi di Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran UAB, dan Kharlampieva adalah ilmuwan di Pusat Diabetes Komprehensif UAB.
Baca Juga: Iran Produksi Susu Diet Bayi: Geliat Lawan Tekanan AS