Sebaliknya, buaya bertanduk termasuk dalam genus unik tersendiri. "Yang mengejutkan kami pada saat itu adalah bahwa buaya bertanduk tidak dikelompokkan dalam buaya asli, tetapi berdekatan dengannya," kata Hekkala. "Ini membuatnya seperti garis keturunan yang telah lama hilang, yang diisolasi di sebuah pulau."
Fakta bahwa kelompok baru ini, yang berkerabat dekat dengan buaya sejati, adalah endemik di Afrika, juga menunjukkan bahwa di sinilah buaya pertama kali berevolusi, yang merupakan teori terkemuka di lapangan.
"Data kami mendukung hipotesis bahwa buaya modern yang kami lihat hari ini berasal dari Afrika," ujar Hekkala.
Mengungkap misteri evolusi seputar buaya bertanduk sangatlah penting, karena membantu para ilmuwan membangun gambaran yang lebih baik tentang bagaimana hewan modern berevolusi, dan bagaimana mereka dapat beradaptasi terhadap perubahan.
"Spesies yang punah dapat menjadi jembatan untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan," lanjut Hekkala. "Mereka membantu kita melakukan perjalanan waktu, dan menghubungkan kembali sejarah evolusi, untuk menceritakan kisah kehidupan dan kepunahan di bumi."
Studi ini dipublikasikan secara online pada Selasa, 27 April 2021 di jurnal Communications Biology.***
Sumber: Live Science