ROTTERDAM, KALBAR TERKINI - Alih-alih sebagai proyek peternakan sapi terapung, sejumlah sapi harus menderita: menggigil kedinginan karena jelas tak punya baju, setelah jatuh ke air di Pelabuhan Rotterdam, Kota Rotterdam, Belanda.
Maklum, sapi bukanlah reptil, dan sapi tak bisa berenang, sekalipun gaya bebas. Sapi-sapi juga dilaporkan gelisah sejak dipaksa untuk menghuni peternakan, sekaligus lokasi pemerahan susu, suatu proyek percontohan pertama di dunia.
Banyak sapi yang untuk berjalan saja, terlihat gugup, wajah pucat, menoleh ke sana ke mari, dan sesekali menatap permukaan air di bawah. Jika pun berjalan, kabarnya ada sapi yang mendadak menjadi seperti manusia, berdiri dengan dua kaki, dan memegang tangan peternak, kemudian dituntun untuk berjalan ekstra hati-hati di atas papan, sambil si sapi menggerutu histeris, tentunya, menggunakan bahasa 'kaum' sapi.
Baca Juga: Amsterdam Bangun Kawasan Pelacuran Terpadu: 'Menu' sangat Komplit
Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Dutch News, Minggu, 2 Mei 2021, kekhawatiran tentang kesejahteraan hewan kembali muncul setelah dua ekor sapi di peternakan terapung eksperimental di Pelabuhan Rotterdam, jatuh ke air.
Partij voor de Dieren (PvD), sebuah lembaga setempat yang berkampanye untuk hak-hak hewan, menyatakan kepada DutchNews, pihaknya telah mencoba, dan gagal mendapatkan mayoritas di dewan kota.
Upaya yang gagal itu terkait untuk mencabut izin operasi peternakan, dan menyebut proyek tersebut sebagai 'kegilaan'.
Baca Juga: Taiwan, Tempat paling Berbahaya di Dunia: Belas Kasihan China
Pada 2019, peternakan eksperimental dibuka di Pelabuhan Rotterdam, dan diklaim sebagai platform terapung pertama di dunia, yang menampung kawanan sapi dan produk susu, dan menjadi berita utama di seluruh dunia.