Taiwan, Tempat paling Berbahaya di Dunia: Belas Kasihan China

- 2 Mei 2021, 21:01 WIB
PALING BERBAHAYA -  Masa depan Taiwan  dianggap genting saat AS dan China bersaing untuk mendominasi wilayah tersebut. Gambar sampul menempatkan Taiwan di tengah layar radar, diapit di antara bendera AS dan bendera China./PHOTO: THE ECONOMIST VIA TAIWAN NEWS/
PALING BERBAHAYA - Masa depan Taiwan dianggap genting saat AS dan China bersaing untuk mendominasi wilayah tersebut. Gambar sampul menempatkan Taiwan di tengah layar radar, diapit di antara bendera AS dan bendera China./PHOTO: THE ECONOMIST VIA TAIWAN NEWS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

TAIPEI, KALBAR TERKINI - Sampul edisi terbaru The Economist  yang menyebutkan Taiwan sebagai tempat yang paling berbahaya di dunia langsung ditanggapi oleh Presiden  Tsai Ing-wen.  

Majalah Inggris ini menyatakan, nasib Taiwan bergantung pada belas kasihan AS dan China, dua negara adidaya yang berebut pengaruh di kawasan Indo-Pasifik termasuk Taiwan.

Taiwan, pulau yang disebut China sebagai sarang separatis,  ditampilkan di sampul The Economist karena masa depannya yang dianggap genting saat AS dan China bersaing untuk mendominasi wilayah tersebut.

Gambar sampul menempatkan Taiwan di tengah layar radar, diapit di antara bendera AS dan bendera China.

Baca Juga: Korut Meradang Dituduh Ancaman: Awas Kamu Amerika!

Sejak mantan Presiden AS Harry Truman mengumumkan bahwa AS akan membela Taiwan dari serangan rezim China setelah Perang Korea meletus pada 1950, kehadiran militer AS di wilayah tersebut telah menghalangi potensi perang habis-habisan antara Taiwan dan China, yang hanya terpisahkan sekitar 130 kilometer.

Namun, pencegahan militer AS telah berkurang, karena China dalam beberapa dekade terakhir meningkatkan angkatan bersenjata,  dan persediaan senjatanya. Kampanye pembuatan kapal selama 25 tahun telah menghasilkan 360 kapal di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China, melebihi milik AS. 297,  tulis The Economist.

Baca Juga: Tembak Mati Dua Orang di Kasino: Pelaku Tewas 'Didor' Polisi

Menurut artikel tersebut,  sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari Taiwan News, Jumat, 30 April 2021,  retorika China terhadap Taiwan berisi catatan ketidaksabaran baru, sebagian karena runtuhnya  'satu negara, dua sistem'  di Hong Kong selama dua tahun terakhir,  dan karena ketidakpercayaan Taiwan yang semakin dalam terhadap Beijing.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x