Junta Myanmar 'Main Mata' dengan China: Terkait Ekspor Ilegal REE

- 2 Mei 2021, 15:40 WIB
MAIN MATA -  Di tengah sengkarut  konflik di Myanmar sejak kudeta pada 1 Februari 2021, pihak Tatmadaw -Angkatan Bersenjata Myanmar- ternyata 'main mata' dengan Pemerintah Tiongkok terkait ekspor hasil tambang Tanah Jarang (Rare Earth)./PHOTO: ELEVEN/CAPTION: OKTAVIANUS C/
MAIN MATA - Di tengah sengkarut konflik di Myanmar sejak kudeta pada 1 Februari 2021, pihak Tatmadaw -Angkatan Bersenjata Myanmar- ternyata 'main mata' dengan Pemerintah Tiongkok terkait ekspor hasil tambang Tanah Jarang (Rare Earth)./PHOTO: ELEVEN/CAPTION: OKTAVIANUS C/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI -  Di tengah sengkarut  konflik di Myanmar sejak kudeta pada 1 Februari 2021, pihak Tatmadaw -Angkatan Bersenjata Myanmar- ternyata 'main mata' dengan Pemerintah Tiongkok terkait ekspor hasil tambang Tanah Jarang (Rare Earth) atau disebut pula rare earth element (REE) atau Rare Earth Metal (REM).

Penambangan tanah jarang ilegal mengalami lonjakan drastis  di Negara Bagian Kachin utara, perbatasan China setelah kudeta 1 Februari 2021 terhadap kepemimpinan Aung San Suu Kyi oleh komandan rezim Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing.  Para penambang yang dikordinir milisi atas sponsor junta, didominasi para pekerja Tiongkok.

Baca Juga: Tembak Mati Dua Orang di Kasino: Pelaku Tewas 'Didor' Polisi

Bahan Baku Persenjataan

Tanah jarang didefinisikan sebagai serangkaian atau sekelompok unsur kimia, terdiri dari tujuh belas unsur yang muncul dalam tabel periodik. Ketujuh belas unsur kimia tersebut terdiri dari lima belas lantanida, skandium, dan yttrium.

Skandium dan yytrium memiliki sifat kimia yang serupa dengan lantanida, sehingga keduanya dianggap sebagai unsur tanah jarang. Meskipun demikian, skandium dan yttrium memiliki sifat elektronik dan magnet yang berbeda dengan unsur tanah jarang lainnya.

Produk-produk yang dibuat dengan menggunakan bahan baku tanah jarang. Di antaranya, memori komputer, laptop, ponsel, baterai isi ulang, DVD, magnet, lampu fluoresen, atau televisi layar datar.

Tak hanya untuk komputer dan telepon seluler, elemen tanah jarang juga digunakan untuk memproduksi baterai isi ulang. Seiring dengan meningkatnya permintaan perangkat elektronik portabel seperti ponsel, laptop, kamera, dan lainnya, permintaan akan baterai isi ulang pun terdongkrak naik.

Senyawa pada tanah jarang yang diolah menjadi baterai pun mampu memberi daya kendaraan listrik dan kendaraan hibrida. Hal ini semakin memicu permintaan akan elemen tanah jarang yang semakin tinggi.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x