Ottoman Menginspirasi Vaksin Cacar sebelum Eropa

- 3 Mei 2021, 21:20 WIB
 VAKSIN CACAR - Naskah Ottoman menggambarkan salah seorang perintis  pengobatan awal, Ibnu Sina, yang dikenal di Barat sebagai Avicenna, merawat pasien dengan cacar.  Setelah Lady Mary Wortley Montagu (kanan) melihatnya di Turki, akhirnya Eropa mengembangkan vaksin modern./PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISTANBUL/GRUP GAMBAR UNIVERSAL VIA GETTY IMAGES VIA DAILY SABAH/
VAKSIN CACAR - Naskah Ottoman menggambarkan salah seorang perintis pengobatan awal, Ibnu Sina, yang dikenal di Barat sebagai Avicenna, merawat pasien dengan cacar. Setelah Lady Mary Wortley Montagu (kanan) melihatnya di Turki, akhirnya Eropa mengembangkan vaksin modern./PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISTANBUL/GRUP GAMBAR UNIVERSAL VIA GETTY IMAGES VIA DAILY SABAH/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - Kenaikan pangkat dan penghargaan dalam sains,  sering diberikan kepada orang yang mempopulerkan suatu penemuan.  Jadi,  bukan kepada orang yang menemukan ide tersebut terlebih dahulu.

Pada 1840 misalnya, Warren de la Rue menciptakan bola lampu listrik pertama dalam sejarah manusia. Ini berawal ketika la Rue menempatkan gulungan platinum di dalam tabung hampa udara,  kemudian mengalirkan arus listrik melaluinya sehingga muncul cahaya.

Namun, Thomas Edison mengerjakan konsep yang sama,  hampir setengah abad kemudian.

Belakangan, Edison terdengar lebih akrab bagi kebanyakan orang karena Edison yang mengambil kerangka, memperbaiki desain,  dan mengurangi harganya, sehingga mempopulerkan produk ini dna dikenal sebagai pencipta lampu listrik.

Baca Juga: Komunis Filipina Diberi Kesempatan Terakhir: Menyerah atau...

Demikian pula halnya dengan pencegahan penyakit cacar, sebagaimana di Timur yang pengetahuan kedokterannya luas ketika itu,  dan mendominasi bidang ilmu selama berabad-abad.  

Orang di Timur  untuk kali pertama berhasil menemukan vaksin cacar,  ratusan tahun sebelum Barat. Ketika Eropa menemukan kembali obatnya, itu adalah kemenangan yang diklaim oleh Barat, seperti yang sering terjadi.

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Daily Sabah, Senin, 3 Mei 2021,  cacar -yang merupakan salah satu epidemi paling mengerikan dalam sejarah manusia- merupakan salah satu penyebab utama kematian massal pada abad ke-18.

Penyakit demam parah dan menular yang meninggalkan bekas luka di wajah, ditutupi benjolan berisi nanah, dan menewaskan tiga dari 10 orang yang terinfeksi. Cacar  menyebabkan masalah kesehatan yang parah,  dan kerusakan kulit yang tidak dapat diperbaiki pada sisanya.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x