Sentimen Anti-Muslim Merebak di Barat, Erdogan: Seperti Sel Kanker

- 25 Mei 2021, 21:10 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan./PHOTO: GERD ALTMANN FROM PIXABAY/
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan./PHOTO: GERD ALTMANN FROM PIXABAY/ /PIXABAY

"Tidak ada satu kelompok besar pun yang mengatur serangan terhadap Muslim dan imigran ini. Sebaliknya, serangan individu menyebabkan lebih banyak serangan peniru. Iklim politik yang toleran dengan dalih kebebasan berbicara,  telah membantu simpatisan sayap kanan dengan kecenderungan kekerasan, telah  memperluas dukungan mereka," lanjutnya.

Baca Juga: Israel Siap Hajar Iran, Netanyahu: Ayatollah tak Berhak Musnahkan Yahudi!

Anti-Yahudi Berbalik ke anti-Muslim

Erdogan menyatakan, mereka yang pernah menargetkan komunitas Yahudi kini telah menjadikan Muslim sebagai target utama. "Kami jelas tahu bahwa rasisme baru terhadap Muslim ini sebenarnya adalah permusuhan terhadap Islam,  meskipun ada upaya dari masyarakat Barat untuk melunakkannya dengan menyebut 'Islamofobia'," katanya.

"Strategi pemerintah AS untuk menjelekkan Muslim pasca-9/11,  telah berfungsi sebagai sarana untuk memicu sentimen anti-Muslim,  yang sudah ada dalam struktur budaya banyak masyarakat Barat," tambah Erdogan.

Serangan 11 September atau serangan 9/11 merupakan nama populer untuk serangan bunuh diri yang diatur ke beberapa target oleh kelompok teroris al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden di New York world trade c dan Washington, AS, 11 September 2001.

Pada pagi itu, 19 pembajak dari kelompok al- Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York.  Kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam.

Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat yang jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania,  dan gagal mencapai target di Washington. Menurut laporan Tim 911, sekitar tiga ribu orang tewas dalam serangan ini.

Dugaan langsung jatuh ke al-Qaeda, dan pada 2004, Osama bin Laden, dicap sebagai dalang. Al-Qaeda dan bin Laden juga mengklaim serangan itu sebagai perlawanan atas dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara AS di Arab Saudi, dan sanksi terhadap Irak.

AS pun merespons serangan ini dengan meluncurkan Perang Melawan Teror dengan menyerang Afghanistan untuk menggulingkan Taliban yang melindungi anggota-anggota al-Qaeda. Banyak negara yang meninjau undang-undang-undang anti-terorismenya,  dan memperluas penegak hukumnya.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah