KALBAR TERKINI - Tiongkok diduga meremehkan sekaligus menantang Filipina menyusul kehadiran ratusan kapal nelayannya di zona ekonomi eksklusif sepanjang 200 mil di Whitsun Reef.
Kapal-kapal nelayan ini sudah berulangkali muncul di kawasan tersebut. Hingga sepekan lebih, ratusan kapal ini dalam posisi diam, dan berbaris memanjang. Pemerintah Flipina, sebagaimana ditulis media pemerintah pekan silam. Philippine News Agency, diklaim memuat milisi China yang menyaru sebagai nelayan.
Pemerintah Filipina sudah berulangkali melayangkan nota protes ke Kedubes China di Manila tak tak pernah digubris menyusul tetap bertahannya kapal-kapal mereka. Padahal, pesawat-pesawat patroli militer Filipina sudah berulangkali melintas di atas armada ini, disusul peringatan resmi agar segera meninggalkan zona tersebut tapi tak pernah dipedulikan.
Bahkan, dikutip Kalbar-Terkini.com dari Reuters, Rabu, 31 Maret 2021, ratusan kapal China, yang diyakini diawaki milisi di Laut China Selatan, telah menyebar ke wilayah yang lebih luas.
Baca Juga: Tak Berani Lawan 'Bule', Bisa-bisanya Negro Rasis ke Orang Asia!
Baca Juga: Teroris Perempuan Serang Mabes Polri, Perhatikan Detik-Detik Penyerangan Berikut
Baca Juga: Sudah 510 Orang Dibunuh, Militer Myanmar Kesetanan karena Narkoba?
Mengutip pernyataan pemerintah pada Rabu ini, permintaan Manila, agar kapal-kapal itu pergi, tak dipedulikan. "Mereka menentang permintaan agar armada segera ditarik," demikian pernyataan.
Filipina menggambarkan kehadiran kapal-kapal itu di dalam zona ekonomi eksklusif sepanjang 200 mil di Whitsun Reef, sebagai 'mengerumuni' dan 'mengancam'. Sementara Kanada, Australia, AS, Jepang, dan negara-negara lainnya, telah menyuarakan keprihatinan tentang niat China.