KALBAR TERKINI - Dua perusahaan teknologi raksasa di China diduga memata-matai aktivitas kalangan tokoh dari kalangan Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, Tiongkok, atau di luar negeri. Di antaranya, Turki, Kazakhstan, AS, Suriah, Australia, atau Kanada.
Upaya mata-mata ini lebih ditujukan ke kalangan aktvis dan jurnalis. Hanya saja, dalam tautan dua raksasa teknologi ini, tidak ditemukan yang terkait dengan Pemerintah China.
Diduga, hal ini sebagai antisipasi bahwa jika terungkap, maka Pemerintah China bisa cuci tangan, atau melakukan bantahan keterlibatan mereka, meskipun target yang disasar dapat mempertegas keterlibatan spionase Pemerintah Tiongkok.
Spionase tersebut kemungkinan untuk mengetahui informasi penting tentang orang-orang Uighur, kalangan etnis minoritas yang selama ini menjadi perhatian dunia. Ini terjadi setelah adanya dugaan pelanggaran HAM atas etnis tersebut yang makin kencang disusul temuan dari saluran radio dan televisi Inggris, BBC, yang membuat China semakin tersudut.
Tanpa menyebut nama kedua perusahaan itu, sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Kamis, 25 Maret 2021, peretas di China menggunakan akun Facebook dan situs web palsu untuk mencoba membobol komputer dan telepon pintar Muslim Uighur.
Baca Juga: Adopsi Snapdragon dan Berbaterai 4500 MAh, Samsung Launching Ponsel 5G Pertama
Baca Juga: Remehkan Filipina, Ratusan Kapal Nelayan China Muncul Terang-terangan
Baca Juga: Bandara Kota Mandarin Digenjot, Bandara Swasta Duluan Uji Coba
Para peretas berusaha mendapatkan akses ke komputer dan ponsel. Pihak Faceboook menyatakan, para peretas membuat akun Facebook palsu memancing pertemanan atau kontak dari pengguna yang diduga bekerja sebagai jurnalis atau aktivis.