Komunis Filipina kian Alot, Pemerintah Serukan Kembali ke Ibu Pertiwi

- 22 Maret 2021, 23:49 WIB
MILISI KOMUNIS -Para pejuang gerilya komunis memperingati hari jadi ke-48 Tentara Rakyat Baru di Filipina pada 2017. Banyak wanita muda Filipina berhasil direkrut karena termakan ideologi sesat komunisme./DONDI TAWATAO/GETTY IMAGES VIA THE NEW YORK TIMES/
MILISI KOMUNIS -Para pejuang gerilya komunis memperingati hari jadi ke-48 Tentara Rakyat Baru di Filipina pada 2017. Banyak wanita muda Filipina berhasil direkrut karena termakan ideologi sesat komunisme./DONDI TAWATAO/GETTY IMAGES VIA THE NEW YORK TIMES/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KOTA BUTUAN – Keberadaan gerilyawan komunis di Filipina kian alot. Delapan anggota milisi pria-wanita dari Tentara Rakyat Baru (New People Army/NPA) pun tewas dalam serangkaian baku-tembak dengan pasukan Pemerintah Filipina di wilayah Caraga dan sebagian Mindanao Utara, Filipina, dalam delapan bulan terakhir.

Perintah tembak di tempat yang sesuai prosedur sudah dinyatakan oleh Presiden Rodrigo Duterte bagi tentara dan polisi demi menciptakan kedamaian di Filipina. Apalagi, milisi radikal komunis dan Islam garis keras tak pernah berhenti melancarkan aksinya.

Adapun operasi penumpasan dalam delapan bulan terakhir ini disampaikan oleh Kolonel Maurito L Licudine, Komandan 402Bde Brigade Infantri 402 (402Bde) dari Angkatan Darat Filipina di Kota Butuan, Provinsi Agusan del Norte, Senin, 22 Maret 2021, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari Philippine News Agency.

Baca Juga: Remehkan Filipina, Ratusan Kapal Nelayan China Muncul Terang-terangan

Baca Juga: Iran akan Serang Pangkalan Militer AS dan Bunuh Jenderal Lloyd Austin?

Baca Juga: Dibantai Superior Kulit Putih, Orang Indian Tersisa 238 dari 5 Juta Jiwa

Selain menyita 18 senjata api, pasukan pemerintah juga menyita tiga alat peledak (IED) dan membongkar 12 lokasi persembunyian NPA pada Januari, Februari, dan awal Maret 2021.

“Kami akan menunjukkan kepada NPA tentang kesia-siaan perjuangan bersenjata mereka. Jika mereka tidak mengindahkan seruan kami untuk menyerah secara sukarela dan meletakkan senjata, kami akan menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk menghentikan kekejaman mereka karena mengabaikan hak asasi manusia secara sembarangan," tegas Licudine.

Ditambahkan, keberhasilan brigade tersebut dapat dikaitkan dengan dukungan masyarakat dan melalui konvergensi berbagai lembaga pemerintah menyusul pelaksanaan Perintah Eksekutif Presiden Rodrigo R Duterte No. 70 (EO 70).

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah