Facebook: Perusahaan China Mata-matai Medsos Muslim Uighur

- 26 Maret 2021, 21:27 WIB
MATA-MATAI AKTIVIS - Dua perusahaan teknologi raksasa di China yang tak disebut nama, diduga memata-matai aktivitas kalangan tokoh dari kalangan Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, Tiongkok, atau di luar negeri. Di antaranya, Turki, Kazakhstan, AS, Suriah, Australia, atau Kanada./GAMBAR: WOT/
MATA-MATAI AKTIVIS - Dua perusahaan teknologi raksasa di China yang tak disebut nama, diduga memata-matai aktivitas kalangan tokoh dari kalangan Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, Tiongkok, atau di luar negeri. Di antaranya, Turki, Kazakhstan, AS, Suriah, Australia, atau Kanada./GAMBAR: WOT/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Situs web dan aplikasi palsu ini dibuat untuk menarik audiens Uighur sebanyak mungkin. Dalam beberapa kasus, para peretas membuat situs web yang mirip, hampir identik dengan situs berita resmi yang populer di kalangan Uyghur.

Akun dan situs tersebut, berisi tautan berbahaya. Jika target mengklik salah satunya, komputer atau ponsel cerdas mereka akan terinfeksi oleh perangkat lunak yang memungkinkan jaringan memata-matai perangkat target. 

"Perangkat lunak tersebut dapat memperoleh informasi, termasuk lokasi korban dan kontak, menurut FireEye," tegas  sebuah perusahaan keamanan siber yang ikut bekerja dalam penyelidikan tersebut. 

Secara keseluruhan, menurut Facebook, kurang dari 500 orang telah menjadi sasaran peretas pada 2019 dan 2020. Jaringan peretas ini ditemukan selama pekerjaan keamanan cyber Facebook menjalankan tugas rutinnya. 

Peretas telah menonaktifkan akun fiktif, dan memberi tahu individu yang perangkatnya mungkin telah disusupi. Sebagian besar aktivitas peretas terjadi di situs dan platform non-Facebook. 

“Mereka mencoba menciptakan persona ini, membangun kepercayaan dalam komunitas, dan menggunakannya sebagai cara untuk mengelabui orang, agar mengklik tautan ini untuk mengekspos perangkat mereka,” kata Nathaniel Gleicher, Kepala Kebijakan Keamanan Facebook. 

Investigasi Facebook menemukan hubungan antara peretas dan dua perusahaan teknologi yang berbasis di China, tetapi tidak ada tautan langsung ke pemerintah China, yang telah dikritik karena perlakuan kasarnya terhadap Uighur di Xinjiang.   

FireEye menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya yakin bahwa operasi ini dilakukan untuk mendukung Pemerintah China. 

China telah memenjarakan lebih dari satu juta orang, termasuk dari kalangan Uighur dan kelompok etnis lainnya di jaringan kamp konsentrasi yang luas, menurut pejabat AS dan kelompok HAM. Orang-orang menjadi sasaran penyiksaan, sterilisasi, dan indoktrinasi politik, selain kerja paksa, sebagai bagian dari kampanye asimilasi di wilayah yang penduduknya secara etnis dan budaya, berbeda dari mayoritas China Han.*** 

 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah