Indonesia Marak Serangan Teroris
Serangan teroris bukanlah hal baru di Indonesia. Setelah serangan 9/11 di AS, peringatan ancaman teror meningkat di banyak bagian dunia. Jemaah Islamiya (JI), sebuah kelompok teroris yang terkait dengan al-Qaeda, dan organisasi sempalannya, telah melakukan berbagai pemboman dan serangan di seluruh wilayah.
Insiden paling menonjol di Indonesia adalah pemboman di Bali pada 2002, yang menewaskan 202 orang (termasuk puluhan orang asing); pemboman Hotel JW Marriott di Jakarta pada 2003 yang menewaskan 12 orang; pemboman mobil di luar Kedutaan Besar Australia di Jakarta, merenggut nyawa 10 WNI.
Juga pemboman lebih lanjut di Bali pada 2005 yang menewaskan 26 orang; pemboman pada 2009 di Hotel Marriott dan Ritz-Carlton di Jakarta, menewaskan sedikitnya sembilan orang. Serangan lain terjadi pada Januari 2016, ketika beberapa ledakan di dekat pusat perbelanjaan Sarinah dan pusat informasi PBB, mengguncang Jakarta, menewaskan delapan orang, dan melukai lebih banyak lagi.
Serangan itu adalah yang pertama diklaim oleh ISIS.
Saat ini, tidak ada kehadiran resmi ISIS di Asia Tenggara. Namun, masih dari The Diplomat, kelompok jihadis, seperti Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Indonesia, dan Kelompok Abu Sayyaf di Filipina, telah bersumpah setia kepada ISIS, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai pembentukan ISIS formal.
Di Indonesia, JI juga telah berjanji setia kepada kelompok tersebut pada Juli 2014. JI dapat berfungsi sebagai ancaman karena basis dukungannya yang mapan, secara teologis berbeda dari ISIS dalam banyak masalah mendasar.
Mewaspadai yang 'Pulkam'
Ketika ISIS kehilangan pijakan di wilayah terkonsolidasi, ada kekhawatiran yang berkembang, bahwa gerombolan ini akan menyerang ke luar negeri, mendorong serangan Lone Wolf yang diilhami ISIS.
Ada juga kekhawatiran yang meningkat, bahwa para anggota ISIS dari Indonesia akan pulang setelah dibekali pelatihan dan pengalaman tempur, yang selanjutnya dimanfaatkan oleh keyakinan ideologis yang kuat. Istilah 'orang yang kembali' ini, mencakup berbagai kategori: anggota gerombolan ISIS yang kembali, serta wanita dan anak-anak yang telah menemani mereka, anak di bawah umur, non-anggota, dan banyak lagi.