Update Kasus Kalideres: Polisi Ungkap Proses Kematian yang di Luar Kewajaran, Satu Korban Alami Delusi

10 Desember 2022, 16:15 WIB
Misteri kematian 4 bersaudara dalam satu rumah di Kalideres, Jakarat Barat akhirnya disimpulkan sebagai kematian yang wajar. /

KALBAR TERKINI - Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan pihaknya tidak menemukan unsur pidana dalam kasus meninggalnya satu keluarga di Kalideres.

Hengki memastikan kematian empat orang sekeluarga tersebut dalam kondisi wajar.

Hanya saja rangkaian atau prosesi kematian para anggota keluarga tersebut memang di luar kewajaran.

"Kesimpulan akhir penyidikan kami, baik dari Labfor maupun melibatkan berbagai ahli, tidak ditemukan adanya peristiwa pidana yang menyebabkan kematian empat orang di TKP tersebut," jelas Hengki Haryadi.

Hengki Haryadi menambahkan, tidak ditemukan motif keluarga Kalideres tewas karena pembunuhan, perampokan, atau tindak pidana lainnya.

Dokter forensik dari RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Soekanto, dr Asri Megaratri Pralebda, mengungkapkan urutan kematian empat jenazah yang mengering di rumah Kalideres, Jakarta Barat.

Asri mengatakan korban pertama yang meninggal adalah Rudyanto Gunawan (71), yang merupakan kepala keluarga tersebut.

Baca Juga: Update Kasus Tambang Ilegal Kaltim: Polri Umumkan Tiga Tersangka dan Peran Mereka, Tak Ada Kasus Suap

"Akhirnya dari beberapa temuan medis yang kita temukan, kemudian digabungkan dari hasil laboratorium forensik di Puslabfor, kami mengambil kesimpulan urutan ilmiah bahwa urutan kematian keempat jenazah ini yang paling awal adalah Bapak Rudyanto," ungkap Asri dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Jumat 9 Desember 2022.

Asri menyebutkan korban kedua yang meninggal adalah Renny Margaretha (68), yang merupakan istri Rudyanto.

"Dilanjutkan dengan Ibu Renny, kemudian Bapak Budianto (Budiyanto Gunawan, usia 68), kemudian terakhir adalah Mbak Dian (Dian Febbyana, usia 42)," tambahnya.

Budiyanto Gunawan yang merupakan paman dalam keluarga tersebut, meninggal karena serangan jantung.

Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Ade Firmansyah Sugiharto mejelaskan bahwa tim dokter berhasil menemukan gambaran penyakit dari jenazah Rudyanto Gunawan (71) atau ayah keluarga Kalideres.

"Masih bisa kita temukan adanya gambaran pendarahan saluran cerna dan adanya bukti-bukti yang diduga sebagai infeksi saluran cerna," jelas Ade.

Sementara itu, penyebab Dian Febbyana, anak dari keluarga Kalideres yang ditemukan tewas disebut memiliki radang paru yang kronis.

"Sedangkan pada Ibu Dian tampak sekali ada makroskopik, yaitu pada saat autopsi dan pada saat kita lakukan pemeriksaan patologi forensik didapatkan bukti yang sangat jelas adanya radang paru yang menahun atau radang paru yang kronis," ujar dr Ade.

Baca Juga: Kronologi Bom Bunuh Diri di Polsek Bandung, Pelaku Mantan Napi Terorisme. Benarkah Terkait Pengesahan KUHP?

dr Ade mengatakan paru-paru Dian memiliki rongga di dalamnya. Dia menyebut biasanya hal ini dialami oleh orang dengan penyakit TBC paru.

"Di sini yang disebut sebagai pneumoconiosis serta juga adanya kavitas atau rongga di dalam paru, yang juga dapat terjadi merupakan gambaran penyakit yang menahun.

Biasanya kalau pada orang Indonesia, kavitas-kavitas itu dapat terbentuk akibat penyakit-penyakit seperti misalnya TBC paru," tambahnya.

Selain itu, ahli Kimia Biologi Forensik Puslabfor Polri, Kombes Wahyu Marsudi mengungkapkan pada tubuh Renny Margaretha ditemukan kandungan obat kanker payudara.

"Dari sisi forensik, laboratorium forensik tidak menemukan adanya bahan beracun dan berbahaya dari tubuh korban.

Tetapi di sini kita menemukan dari organ hepar dari miliki milik Ibu Renny Margaretha kita temukan adanya Tamoxifen atau obat kanker payudara," kata Wahyu Marsudi.

Sementara itu, Ketua Apsifor, Reni Kusumowardhani mengungkapkan terjadi delusi pada satu di antara korban keluarga Kalideres, Dian yang meyakini bahwa ibunya yang bernama Renny Margaretha Gunawan masih hidup.

Menurut Reni, alasan inilah yang kemudian membuat jasad Renny tidak dimakamkan, meskipun telah meninggal dunia.

Baca Juga: Update Sidang Sambo: Amarah Eks Anggota Propam, Pengakuan Sambo, dan Hendra Kurniawan yang Tak Terima Dipecat

"Kenapa kemudian Renny tidak dimakamkan? karena ada dukacita yang patologis yang dialami oleh Dian.

Sehingga masih membangun satu delusi seolah ibunya itu masih hidup meskipun secara rasional dia tahu bahwa ibunya sudah tidak ada," ungkap Reni Kusumowardhani.

Menurutnya, situasi inilah yang membuat Dian seakan menampik kenyataan bahwa ibunya telah meninggal sekaligus meneruskan kegiatan merawat jasad ibunya yang seolah masih hidup itu.***

 

Editor: Yulia Ramadhiyanti

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler