Mirip Binomo dan Quotex, Fahrenheit Raup hingga Rp 143 Miliar Berasal dari 150 Orang Investor

19 Maret 2022, 17:07 WIB
Potret Aktor Chris Ryan (kiri) yang mengaku menelan kerugian Rp30 Milar akibat SCAM nya robot Trading Fahrenheit (kanan) /

KALBAR TERKINI - Publik tanah air terus dikejutkan dengan banyaknya judi berkedok invetasi online di tanah air.

Mulai dari Binomo dan Quotex yang menjerat Indra Kenz hingga Doni Salmanan.

Kini muncul dugaan judi berkedok investasi bodong lain yang dilaporkan masyarakat yakni Fahrenheit.

Baca Juga: Binomo Sedot Rp 361 Miliar Sejak 2020, Bos Indra Kenz dan Doni Salmanan ada di Kepulauan Karibia

Sayangnya, kepolisian masih terbilang lambat mengungkap semua binary option di tanah air.

Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Syahroni, mendesak kepolisian menindak cepat judi yang merugikan banyak orang tersebut.

Bahkan, Ahmad Syahroni menduga, binary option tersebut merugikan hingga triliunan rupiah masyarakat tanah air.

Baca Juga: Maru Nazara Merugi Rp 500 juta Dalam Enam Bulan Karna Binomo: Kami Tergiur Gaya Hidup Para Affiliator

"Satu di antara affiliatornya bahkan memiliki uang dalam rekening hingga Rp 800 miliar," ujarnya dalam podcast Deddy Codbuzer, belum lama ini.  

Kali ini, sedikitnya 150 korban platform robot trading Fahrenheit yang dirugikan sampai 10 Juta Dolar AS atau sekitar Rp143 Miliar.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Jurnal Soreang dengan judul Wow! Rugi Rp143 Miliar, Korban Robot Trading Sambangi LPSK, Kuasa Hukum: Kejahatan Fahrenheit Sistematis!

Mereka mendatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk mendapat perlindungan hukum, seiring kasus dugaan penipuan yang akan segera mereka laporkan ke kepolisian.

Baca Juga: Viral! Pemilik Binomo Diduga Ada di Indonesia, Kalau Terungkap Kira-kira Hukuman yang Pantas Berapa Tahun ya?

Mereka datang dengan diwakili oleh kuasa hukum dan beberapa orang korban yang kini sudah tergabung di Crisis Center FSP Fahrenheit, Kamis 18 Maret 2022.

Kuasa hukum korban Oktavianus Setiawan dari Kantor Pengacara Stefanus dan Rekan mengatakan, kedatangan mereka diterima dengan baik oleh Bagian Biro Penelaahan Permohonan, Ibu Yuni dan Ibu Farah.

Bahkan, kata Oktavianus, LPSK juga akan merekomendasikan Crisis Center baru bagi Para Korban yang kesulitan untuk mendapatkan bantuan hukum.

Baca Juga: Ical Muhammad Akui Raup Rp 30 Juta Sebulan Jalani Affiliator Binomo: Akhirnya Saya Tahu Untung dari Member Los

Oktavianus menambahkan, para korban juga sebelumnya sudah membentuk Crisis Center sendiri pada 15 Maret 2022 lalu, dengan pendampingan dari sejumlah praktisi hukum.

"Terhitung sejak didirikan sampai saat ini, sudah ratusan Korban yang bergabung dan akan terus bertambah setiap harinya sampai batas akhir penutupan hari Minggu, 20 Maret 2022," kata Oktavianus kepada Jurnal Soreang.

Dengan adanya grup tersebut, para korban berharap bisa memiliki wadah perjuangan bersama untuk mendapatkan kembali uang mereka yang telah dirampas dengan tipuan margin call secara mendadak oleh pemilik plaform Fahrenheit.

Baca Juga: Setelah Binomo dan Quotex yang Menjerat Doni Salmanan, Muncul Trading EA Copet, Kerugian Hingga Rp 500 Miliar

Pada saat terjadinya Margin Call, ujar Oktavianus, salah seorang Korban menceritakan bahwa mereka merasa seperti digorok leher dan darahnya dibiarkan menetes sampai kering.

Padahal seharusnya ada fungsi stop loss jika terjadi loss dalam jumlah tertentu, sehingga para korban tidak semakin kehilangan dananya, namun hal ini dibiarkan supaya uang anggota terkuras habis.

"Hal ini terjadi pada 7 Maret 2022 lalu, kami menyaksikan uang kami dikuras perlahan-lahan tanpa bisa berbuat apa-apa, angkanya terus dibuat turun sampai habis.

Group Fahrenheit pun setelah kejadian itu, baik Pimpinan maupun staff sudah tidak bisa dihubungi dan ketika kami mendatangi kantornya di Jakarta Barat, kantor tersebut sudah dalam keadaan tidak ada orang," tutur Oktavianus mengutip perkataan salah seorang korban.

Oleh karena itu, Oktavianus berharap lahirnya Crisis Center Korban FSP tersebut dapat mengakomodir Para Korban yang mungkin saat ini masih kesulitan dan bingung dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai Korban FSP,

"Kami membuka Hottline WhatsApps di 081513131786," tuturnya.

Menurut Oktavianus, kejahatan Fahrenheit adalah kejahatan yang sejak awal sudah dirancang sistematis dengan niat jahat, dengan menfaatkan daya tarik dari publik figur, artis-artis nasional, bagi-bagi hadiah dan promosi besar-besaran.

Bahkan ada publik figur yang berkesempatan dalam acara fahrenheit memberikan kata sambutan, memberikan pujian dan apresiasi.

Hal itulah yang menyebabkan Para Korban menjadi tergiur dan percaya, bahwa bisnis ini adalah bisnis yang tepat di masa pandemi.

Tak heran akhirnya banyak Korban yakin dan tidak curiga bahwa Fahrenheit merupakan bisnis tipu-tipu.

"Oleh sebabnya Saya meminta kepada Aparat Penegak Hukum dalam hal ini Polri untuk mengusut tuntas dan menelusuri aliran dana dan juga kemungkinan adanya tokoh besar yang terlibat dalam kasus ini.

Dalam kasus ini Kami akan bersinergi dengan LPSK, BAPPETI, SWI, KOMISI 3 DPR RI untuk kiranya dapat bersama-sama dapat mengawal kasus ini supaya dikemudian hari tidak ada korban-korban lain yang senasib dengan Para Klien kami," tutur Oktavianus.***(Handri/Jurnal Soreang)

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Jurnal Soreang Podcast Close The Door

Tags

Terkini

Terpopuler