Sempat Berputar Tujuh Kali, Pesawat Garuda Jakarta-Pontianak Return To Base karena Kabut Asap

- 25 Februari 2021, 20:48 WIB
Pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA 504, rute Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta ke Bandara Internasional Supadio Pontianak, harus Return To Base (RTB) karena runway Bandara Supadio tertutup kabut asap.
Pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA 504, rute Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta ke Bandara Internasional Supadio Pontianak, harus Return To Base (RTB) karena runway Bandara Supadio tertutup kabut asap. /Kalbar Terkini/Mulyanto Elsa

PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA 504, rute Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta ke Bandara Internasional Supadio Pontianak, gagal mendarat.

Hal ini disebabkan karena kabut asap yang menutupi runway (landasan pacu) Bandara Supadio.

Pesawat tersebut take off pada Kamis, 25 Februari 2021 pukul 12.50 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta gagal mendarat akibat kabut asap tebal yang berasal dari sejumlah titik api atas kebakaran lahan di sekitar Bandara Soepadio Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Baca Juga: Apresiasi Pemadam dan Relawan Karhutla, Pemkot Pastikan Beri Reward

Baca Juga: Buat Bendungan Tradisional, Cara Babinsa Padu Banjar Kodim 1203/Ktp Halau Karhutla

Menurut salah satu Pramugari dari cerita Pemimpin Redaksi (Pemped) Suara Pemred, Harr Daya, pilot Pesawat Garuda GA 504, Apriandi sempat memutar- mutarkan pesawatnya sekitar 30 menit dan sempat mencoba untuk mendarat namun gagal.

"Akhirnya pilot memutuskan untuk kembali ke Jakarta, sambil menunggu cuaca lebih baik," katanya.

Harry menjelaskan, ia melihat dengan sangat jelas dari jendela pesawat, di mana-mana asap yang berasal dari kebakaran lahan.

"Dan jumlahnya mungkin hampir ratusan bahkan terlihat besar api dan kepulan asapnya," papar Harry.

Lalu pesawat return to base dan berhasil mendarat kembali ke Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 16.35 WIB. Lalu, semua penumpang pesawat diminta untuk turun pesawat dan menunggu di GATE 16.

Baca Juga: Protes Gubernur Banyaknya Karhutla, Solmadapar: Masyarakat Dilarang Membakar tapi Perusahaan Dibiarkan

Baca Juga: Cegah Karhutla di Daerah, Mendes PDTT Siapkan Pendamping Desa

"Informasi dari pihak Garuda, kami diminta untuk menunggu di gate 16 sambil menunggu kabar dari pihak Bandara Pontianak, kapan pesawat bisa terbang kembali je Pontianak," ungkapnya.

Sejumlah penumpang di Jakarta mengaku kecewa terhadap penanganan Kebakaran Lahan dan Hutan (karhutla) yang dinilai tidak serius. Karena masalah tersebut sudah terbukti nyata, sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Salah satunya adalah pesawat yang gagal mendarat.

"Kami di atas pesawat melihat dengan jelas, banyak sekali titik api dan kepulan asap, yang jumlahnya tidak terhitung dimana mana ada asap. Apa kerja pejabat, dan instansi yg berwenang soal Karhutla itu. Tiap tahun begitu begitu saja, selalu terjadi dan tidak ada solusi," lanjut Wartawan senior di Kota Pontianak ini.

Menurut Harry akibat gagal pesawat mendarat sore ini selain bisa menganggunya jadwal penerbangan pesawat lain, juga kenyamanan penumpang terganggu.

Baca Juga: Mengenal Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana, Prajurit Pilihan dari Kodim Ketapang Atasi Karhutla

Baca Juga: Perayaan dan Festival Cap Go Meh Singkawang Ditiadakan, Wali Kota Singkawang Minta Ibadah di Rumah

Dari data yang ada pada aplikasi Flightradar24, pesawat Boeing 737-8u3 tersebut dialihkan pendaratannya ke Bandara Cengkareng, atau Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Pesawat tersebut sempat terbang hingga di atas Pontianak, lalu berputar-putar sebanyak 7 kali, hingga akhirnya pilot memutuskan untuk mengalihkan pendaratannya di bandara asal, yakni Bandara Soekarno-Hatta.

Stasiun Meteorologi Kelas 1 Supadio Pontianak, dalam akun Instagram, @Info_BMKG_Kalbar merilis, hingga dua hari ke depan potensi Karhutla di Kalbar akan semakin parah. Bahkan, pada tanggal 27 Februari 2021, hampir di seluruh wilayah Kalbar berpotensi terjadi Karhutla. 

Pada 24 Februari 2021, terdapat 96 titik api yang muncul di Kalbar. 55 di antaranya berada di Kabupaten Kubu Raya.

Harry berharap semua pihak berwenang benar-benar serius mengatasi Karhula di Kalbar.

"Ini kan persoalan tahunan. Masa sih tiap tahun terjadi, tapi nda ada solusinya. Ayolah," ujarnya. "Tadi saja, saat berada di atas, kami lihat banyak titik api dan memang kabut asapnya sangat mengganggu jarak pandang," pungkasnya. ***

 

Editor: Ponti Ana Banjaria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x