Kedatangan 1.930 Vial, Vaksinasi Covid-19 di Kalbar Capai Sasaran 25.020 Tenaga Kesehatan

10 Mei 2021, 04:53 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson saat konferensi pers terkait vaksinasi. /KALBAR TERKINI/MULYANTO ELSA

 

PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan barat, Harisson menyebutkan pada tanggal 6 Mei 2021 telah datang 1.930 vial vaksin.

Penyaluran vaksin kali ini kata Harisson berbeda dengan yang telah dilakukan sebelumnya.

Apabila sebelumnya vaksin didistribusikan oleh Dinas Kesehatan di masing-masing daerah.

Baca Juga: Amankan 33 Penyekatan Jalur Mudik, Polda Kalbar Terjunkan 883 Personel Gabungan

Kali ini vaksin akan didistribusikan oleh PT Enseval dan PT IGM yang merupakan perusahaan rekanan dari perusahaan farmasi Biofarma.

“Sekarang kebijakan dari Kemkes, vaksin tidak lagi di distribusikan oleh Dinkes Provinsi, tapi distribusi dari Biofarma langsung ke perusahaan rekanan yaitu PT Enseval dan PT IGM,” kata Harisson.

Baca Juga: Dipantau AP4N Lapor hingga Sanksi Karantina 14 Hari, Gubernur Kalbar akan Buat Nangis ASN yang Mudik

Meski demikian, Dinkes kalbar kata dia tetap memiliki tanggung jawab untuk melakukan monitor pelaksanaan penyaluran vaksin.

“PT Enseval dan PT IGM akan langsung membagikan ke Dinkes Kabupaten/kota. Jumlah vaksin yang diperuntukan ke kabupaten/kota disesuaikan dengan petunjuk dari Kemkes,” ungkapnya.

Sementara berdasarkan data dari Dinkes Kalbar pada tanggal 9 Mei 2021, dari total sampel yang diperiksa sebanyak 831 orang terdapat 124 konfirmasi baru kasus Covid-19. Sebanyak 17 orang dirawat di rumah sakit. 

Total Distribusikan 73.870 Vial

Vaksinasi Covid-19 di Kalbar sendiri terus berlangsung. Di mana, vaksinasi sudah memasuki tahap II yang menyasar petugas pelayanan publik dan lansia.

Baca Juga: Hadiri Musrenbangnas, Wagub Ajukan Tiga Proyek Strategis Nasional dari Kalbar

Total alokasi vaksin jenis Sinovac yang didistribusikan oleh Pemerintah Pusat ke Provinsi Kalbar sebanyak 73.870 vial.

Setiap tahap pelaksanaan vaksinasi dibagi menjadi dua termin. Untuk tahap pertama sudah dimulai sejak Januari 2021 yang menyasar tenaga kesehatan sebagai kelompok prioritas.

Adapun total vaksin yang diterima untuk tahap pertama termin pertama dan kedua jumlahnya sebanyak 52.760 vial vaksin.

Di mana, setiap vial vaksin diberikan untuk satu tenaga kesehatan atau satu nakes, satu vial.

Baca Juga: Peduli Buruh Jelang Hari Raya Idulfitri, DPP Serikat Pekerja Pejuang Lintas Khatulistiwa Bagikan Sembako

Vaksin yang diterima di tahap pertama ini bahkan sudah habis digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi bagi Tenaga Kesehatan (Nakes).

Di mana, total sasaran nakes yang divaksin ada sebanyak 25.020 orang. Semuanya masing-masing mendapat dua vial vaksin untuk dua kali penyuntikan.

Hingga 21 Maret 2021 pukul, 18.00 WIB, tenaga kesehatan di Kalbar yang menerima suntikan vaksin dosis pertama sudah mencapai 108,59 persen atau 27.168 orang. Angka ini melebihi target sasaran nakes sebanyak 25.020 orang.

Baca Juga: Sidang Kasus Surat Waris Pastor Petrus Rostandy, Ordo Kapusin Ajukan 11 Tuntutan

“Penyuntikan dosis pertama lebih dari 100 persen karena data dari SDM (Sumber Daya Manusia) Kesehatan di Kemenkes 25.020 orang, ternyata fakta di lapangan ada tambahan dari nakes yang bekerja di klinik-kilink baru di Kalbar,” ujar Harisson.

Meski demikian, lanjut Harisson, nakes baru yang datanya belum masuk di SDM Kesehatan Kemenkes atau data nasional, tetap diberikan vaksin. Jumlahnya sebanyak 8,59 persen (per tanggal 21 Maret 2021) dari sasaran yang terdata sebelumnya.

Baca Juga: Kadinkes Kalbar Ingatkan Ledakan Kasus usai Lebaran Idulfitri

Sedangkan untuk vaksinasi dosis kedua, vaksinasi terhadap nakes justru belum mencapai 100 persen. Baru mencapai 91,97 persen atau sekitar 23.010 orang.

Sejatinya, vaksinasi tahap pertama yang menyasar tenaga kesehatan sudah harus selesai pada akhir Februari lalu. Namun terdapat beberapa faktor kendala, terutama pada penyuntikan dosis kedua.

Kendala tersebut, jelas Harisson, di antaranya, penyakit komorbid para nakes yang muncul di antara penyuntikan vaksin dosis pertama dan kedua.

Sehingga harus dilakukan penundaan untuk penyuntikan vaksin dosis kedua.

Baca Juga: Siap Bertugas di Perbatasan Negara, Yonif Mekanis 643/Wns Terima Kunjungan Tim Riksiapops Mabes TNI

Kendala lainnya, kata Harisson, terbatasnya jumlah vaksin yang dikirim oleh pemerintah pusat.

Sehingga setiap vaksin yang datang harus dibagi untuk pelaksanaan vaksinasi tahap kedua yang menyasar petugas pelayanan publik dan warga Lanjut Usia (Lansia).

“Di samping memang ada kendala dalam keterbatasan SDM untuk melaksanakan vaksinasi, vaksinator atau tenaga kesehatan yang dapat melakukan skrining sebelum melakukan vaksinasi,” kata dia.

Sementara untuk vaksinasi tahap kedua dijelaskan Harisson, sudah dimulai sejak akhir Februari 2021 lalu. Di mana, pada tahapan ini, warga lansia dan petugas pelayan publik yang menjadi sasaran.

Baca Juga: Gelar Operasi Ketupat Tahun 2021, Polda Kalbar Fokus Penyekatan Cegah Penyebaran Covid-19

Untuk tahap kedua termin pertama, Kalbar mendapat alokasi sebanyak 8.780 vial. Berbeda dengan tahap pertama, vaksin tahap kedua di setiap vialnya digunakan untuk 10 dosis atau 10 orang. Dengan alokasi 8.780 vial artinya bisa digunakan untuk 87.800 orang.

Untuk tahap kedua termin kedua, Kalbar kembali mendapat alokasi vaksin sebanyak 12.330 vial. Di mana, setiap vialnya juga bisa digunakan untuk 10 dosis. Artinya bisa untuk 123.300 orang.

Dengan demikian vaksin yang diterima di tahap kedua totalnya ada 21.110 vial atau bisa untuk 211.100 dosis/orang. Dari jumlah tersebut baru bisa digunakan untuk penyuntikan dosis pertama. Sementara untuk penyuntikan dosis kedua pihaknya masih menunggu alokasi tambahan dari Pemerintah Pusat melalui PT Bio Farma.

Berdasarkan data tangal 21 Maret 2021, warga lansia yang menerima suntikan vaksin dosis pertama baru mencapai 1,30 persen atau 5.299 orang.

Baca Juga: Penyebab Peningkatan Kasus Kematian Covid-19, Mutasi Virus Corona di Kalbar Terdeteksi

Sementara untuk dosis kedua sebanyak 69 orang atau 0,02 persen. Adapun vaksinasi terhadap warga lansia ditargetkan sebanyak 407.885 orang.

Berdasarkan data yang sama, petugas pelayanan publik yang sudah menerima suntikan vaksin dosis pertama sebanyak 27.470 orang atau 9,42 persen. Untuk dosis kedua sebanyak 5.426 orang atau 1,20 persen. Sementara sasaran ini ditargetkan sebanyak 291.654 orang petugas pelayanan publik yang divaksin.

Jika alokasi vaksin dari pemerintah pusat Indonesia berjalan lancar, pelaksanaan vaksinasi tahap kedua dengan sasaran lansia dan petugas pelayanan publik, diharapkan bisa selesai pada akhir Mei 2021.

Baca Juga: Banyak Klaster Baru, Kasus Positif Covid-19 di Kalbar Meningkat Tajam

Setelah tahap kedua selesai, program vaksinasi akan berlanjut ke tahap ketiga dengan sasaran masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial dan ekonomi.

“Untuk pelayanan publik dan lansia ini diharapkan akhir Mei (2021) sudah selesai. Namun karena vaksin datang secara terbatas dan bertahap, kemungkinan target ini tidak akan selesai di bulan Mei. Tapi yang penting pelaksanaannya dilakukan secara aman dan lancar,” kata Harisson.

Secara keseluruhan, di Kalbar, menurut Harisson diperlukan vaksin sekitar tiga jutaan penduduk.

Baca Juga: Warga Dilarang Keluar-Masuk, Pintu Gerbang Batulayang dan Terminal Batas Negara Dijaga 24 Jam

Angka itu sudah dikurangi dengan angka orang-orang yang tidak bisa menerima vaksin, dari total penduduk Kalbar sekitar lima juta jiwa.

Jika total tiga juta penduduk Kalbar harus divaksin dengan masing-masing orang mendapat dua dosis, artinya dibutuhkan sekitar enam juta vial vaksin guna menyelesaikan program vaksinasi.

Sebagai informasi, sebanyak 40 juta dosis vaksin Covid-19 telah masuk ke Indonesia. Rinciannya, 39 juta dosis vaksin Covid-19 jenis Sinovac, sedangkan sisanya produksi AstraZeneca.

Baca Juga: Patroli Batas Negara, Satgas Yonif 407/PK Temukan Hutan Lindung Dibabat Pelaku Ilegal Loging

Hingga saat ini, Indonesia baru menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac. Sementara vaksin Covid-19 AstraZeneca belum didistribusikan ke daerah karena tertunda akibat kasus pembekuan darah yang terjadi di sejumlah negara Eropa. ***

 

Editor: Ponti Ana Banjaria

Tags

Terkini

Terpopuler