KABUL, KALBAR TERKINI - Etnis Hazara memutuskan untuk mempersenjatai diri sendiri lewat pengamanan swakarsa menyusul peristiwa serangan bom mobil yang menewaskan puluhan anak-anak mereka di sekolah Syed Al-Shahda, Sabtu, 8 Mei 2021.
"Pemerintah bereaksi setelah insiden itu, tidak melakukan apa-apa sebelum insiden itu," kata Mohammad Baqir, Alizada, 41, yang berkumpul untuk memakamkan keponakannya, Latifa, siswa kelas 11 Syed Al-Shahda, Minggu, 9 Mei 2021.
"Tiga ledakan di luar pintu masuk sekolah, terjadi ketika para siswa berangkat hari itu," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian, sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Minggu.
Baca Juga: Bom Mobil Renggut Nyawa Dara Kecil Penenun Karpet
Ledakan itu diklaim menargetkan etnis Hazara di Afghanistan, yang mendominasi lingkungan Dasht-e-Barchi, lokasi pemboman. Kebanyakan Hazara adalah Muslim Syiah.
Taliban membantah bertanggung jawab, dan mengutuk serangan itu.
"Ledakan pertama datang dari kendaraan yang berisi bahan peledak, disusul dua lainnya," kata Arian, seraya menambahkan, angka korban masih bisa bertambah.
Wilayah Afiliasi ISIS
Di ibu kota negara yang dilanda pemboman tanpa henti, serangan pada Sabtu termasuk yang terburuk. Kritik telah meningkat karena kurangnya keamanan, meningkatnya ketakutan, dan kemungkinan lebih banyak kekerasan, ketika AS dan NATO menyelesaikan penarikan militer terakhir mereka dari Afghanistan pada September 2021.