Bom Mobil Kabul, Hazara Persenjatai Diri : Sudah Cukup Kami Diserang!

- 10 Mei 2021, 00:11 WIB
ETNIS HAZARA: Etnis Hazara di Afghanistan mendominasi lingkungan Dasht-e-Barchi,  lokasi pemboman. Kebanyakan Hazara adalah Muslim Syiah. DI Indonesia, banyak warga Hazara tinggal di kawasan Puncak, Bogor, terkait upaya mencai suaka./FOTO: WIKIPEDIA/CAPTION: OKTAVIANUS C/
ETNIS HAZARA: Etnis Hazara di Afghanistan mendominasi lingkungan Dasht-e-Barchi, lokasi pemboman. Kebanyakan Hazara adalah Muslim Syiah. DI Indonesia, banyak warga Hazara tinggal di kawasan Puncak, Bogor, terkait upaya mencai suaka./FOTO: WIKIPEDIA/CAPTION: OKTAVIANUS C/ /WIKIPEDIA

AS  akan keluar paling lambat pada 11 September 2021. Penarikan itu dilakukan di tengah kebangkitan kembali Taliban, yang menguasai lebih dari separuh Afghanistan. 

Perwira tinggi militer AS menyatakan pada Minggu, pasukan pemerintah Afghanistan menghadapi masa depan yang tidak pasti,  dan kemungkinan beberapa 'kemungkinan hasil yang buruk' terhadap gerilyawan Taliban,  karena penarikan dipercepat dalam beberapa pekan mendatang. 

Taliban: Kita Harus Bersatu  

Pemimpin Taliban Mullah Hibatullah Akhundzada dalam pesan Idul Fitri pada Minggu mengatakan:  "Kita akan memiliki sistem Islam yang inklusif Afghanistan di mana semua orang akan merasakan rasa keterwakilan,  berdasarkan kemampuan dan keterampilan mereka, dan tidak ada yang akan dilanggar haknya." 

Dikutip dari Tolo News, Minggu, Pemimpin Taliban menyerukan kepada  warga Afghanistan di barisan oposisi untuk mengakhiri semua upaya melanjutkan perang.

"Kita harus bersatu berdasarkan perintah Islam,  dan melindungi diri kita sendiri dari semua perselisihan dan prasangka," tambahnya. 

"Senjata Imarah Islam (istilah yang digunakan untuk gerakan Taliban) , terbuka lebar untuk semua warga Afghanistan,  yang sebelumnya menentang kami. Kami mengulurkan tangan amnesti dan kasih sayang kami, dan mengundang mereka untuk bergabung di jalan kebenaran," lanjut Mullah Hibatullah. 

Mullah Hibatullah menyerukan implementasi perjanjian Doha,  dan mengatakan bahwa jika AS  gagal sekali lagi untuk memenuhi komitmennya, dunia harus bersaksi dan meminta pertanggungjawaban AS atas semua konsekuensinya. 

Ditambahkan, Taliban siap melindungi kemerdekaan dan kedaulatan Afghanistan dengan biaya berapa pun. 

Sebelumnya, Sher Mohammad Abbas Stanekzai, juru runding utama Taliban di Doha menyatakan, Taliban tidak berniat merebut kekuasaan melalui perjuangan militer.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x