Ransomware Serang Perusahaan Energi AS: Pelaku Belum Minta Uang Tebusan!

- 9 Mei 2021, 01:17 WIB
RANSOMWARE - Serangan ransomware mengakibatkan pihak Colonial Pipeline menghentikan sementara semua operasi di pipa utamanya yang menyalurkan sekitar 45 persen dari semua konsumsi bahan bakar di Pantai Timur./ILUSTRASI 'RANSOMEWARE': PETE LONFORTH FROM PIXABAY/CAPTION: OKTAVIANUS C/
RANSOMWARE - Serangan ransomware mengakibatkan pihak Colonial Pipeline menghentikan sementara semua operasi di pipa utamanya yang menyalurkan sekitar 45 persen dari semua konsumsi bahan bakar di Pantai Timur./ILUSTRASI 'RANSOMEWARE': PETE LONFORTH FROM PIXABAY/CAPTION: OKTAVIANUS C/ /PETE LONFORTH FROM PIXABAY

WASHINGTON, KALBAR TERKINI - Indonesia setidaknya harus waspada dengan serangan ransomware menyusul musibah yang dialami sebuah perusahaan energi raksasa di AS sejak Jumat, 7 Mei 2021. Serangan ransomware mengakibatkan pihak Colonial Pipeline menghentikan sementara semua operasi di pipa utamanya yang menyalurkan sekitar 45 persen dari semua konsumsi bahan bakar di Pantai Timur.

Ransomware merupakan jenis malicious software tertentu,  yang menuntut tebusan finansial dari korban dengan melakukan penahanan aset atau data yang bersifat pribadi.  Dilansir dari Gov-CSIRT Indonesia,   kegiatan penyebaran ransomware dilakukan oleh penyerang (threat actor) dengan tujuan utama finansial. Threat actor menjadikan data pribadi sebagai ancaman.

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Minggu, 9 Mei 2021, pihak Colonial Pipeline menyatakan, serangan pada Jumat tersebut sangat mempengaruhi beberapa sistem teknologi informasinya.

Baca Juga: Kabul Diserang Jahanam: Puluhan Siswi Tewas, Jenazah Berserakan bersama Buku dan Tas

Perusahaan tersebut mengangkut bensin, solar, bahan bakar jet, dan minyak pemanas rumah dari kilang penyulingan,  yang terutama berlokasi di Gulf Coast,  melalui jaringan pipa yang membentang dari Texas ke New Jersey.

Perusahaan,  yang berbasis di Alpharetta, Negara Bagian Georgia, menyatakan bahwa pihaknya sudah menyewa perusahaan keamanan siber luar untuk menyelidiki sifat dan ruang lingkup serangan itu, dan juga telah menghubungi penegak hukum dan lembaga federal.

Meskipun sudah lama ada kekhawatiran tentang musuh AS,  yang mengganggu pemasok energi AS, serangan ransomware oleh sindikat kriminal jauh lebih umum, dan mengalami meningkat belakangan ini.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam, Colonial Pipeline menyayakan, pihaknya 'mengambil langkah untuk memahami dan menyelesaikan masalah ini', terutama berfokus pada 'pemulihan layanan yang aman dan efisien, serta upaya untuk kembali ke operasi normal'.

Ditegaskan, pihaknya semaksimal mungkinsedang bekerja menangani masalah yang telah meminimalkan gangguan kepada pelanggan dan semua pihak yang bergantung ke Colonial Pipeline.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x