Pada Senin, 17 Mei 2021, perwakilan dari Partai Demokrat Ilhan Omar, yang juga anggota Komite Urusan Luar Negeri Senat AS, mengatakan: "Akan sangat mengerikan bagi Pemerintahan Biden memberikan 735 juta dolar AS untuk persenjataan (rudal) yang dipandu secara presisi ke Netanyahu, tanpa pamrih apapun di belakangnya, terkait meningkatnya kekerasan dan serangan terhadap warga sipil."
Terlepas dari klaim oleh pemerintahan Biden bahwa pihaknya berkomitmen untuk bekerja di belakang layar untuk mengurangi kekerasan, Pemerintah AS telah memblokir beberapa upaya Dewan Keamanan PBB (DK-PBB) untuk menyerukan gencatan senjata.
Pada Rabu, 19 Mei 2021, Biden mendesak Netanyahu untuk mengurangi ketegangan dengan Gaza, 'di jalan' menuju gencatan senjata, sebagaimana laporan Reuters dari seorang juru bicara Gedung Putih.
"Kedua pemimpin melakukan diskusi rinci tentang keadaan peristiwa di Gaza, kemajuan Israel dalam menurunkan kemampuan Hamas, elemen teroris lainnya, dan upaya diplomatik yang sedang berlangsung oleh pemerintah daerah dan AS," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre. kepada wartawan di Washington, AS.
"Presiden (Biden) menyampaikan kepada perdana menteri (Israel) bahwa dia mengharapkan penurunan yang signifikan hari ini, di jalan menuju gencatan senjata," tambah Jean-Pierre.
Baca Juga: AS Ragu-ragu Tekan Israel, Dubes Iran di PBB Mengamuk
Itu adalah panggilan telpon keempat dalam sepekan terakhir antara AS dan para pemimpin Israel.
Pada hari yang sama, Hamas dan Jihad Islam ingin situasi di Gaza menjadi seburuk di Yaman dan Suriah, supaya memaksa dunia mengutuk Israel, menurut juru bicara Netanyahu kepada media Arab di Twitter.
"Hamas dan Jihad Islam (milisi Iran) tidak tahan ketika keadaan di Gaza menjadi lebih baik secara ekonomi, berkat [Israel]," tulis Ofir Gendelman dari media itu.
Disebutkan pula, Hamas sengaja ingin situasi di Gaza semakin parah, agar mereka bisa berperang. "Mereka ingin Gaza menjadi seperti Suriah dan Yaman, jadi mereka memulai perang. Mereka melakukan kejahatan perang, kemudian meminta komunitas internasional untuk mengutuk Israel karena membela mereka," katanya.***