Joyce mencatat bahwa perusahaannya telah mengalami penurunan pendapatan 4 miliar dolar AU selama paruh pertama tahun 2020, sehingga total dampak pandemi menjadi 11 miliar dolar AU.
"Itu jumlah yang sangat besar, mungkin jumlah yang lebih besar daripada yang dialami perusahaan lain di Australia karena Covid," katanya dalam konferensi pers.
Baca Juga: Gagal, Upaya Ratusan Intelijen Asing Curi Data Rusia
Joyce menunda dimulainya kembali penerbangan penumpang internasional yang diharapkan dari Juli hingga akhir Oktober 2020.
Tetapi dia mengatakan biaya mempertahankan pesawat-pesawat itu sebagian besar diimbangi oleh peningkatan operasi kargo.
Qantas telah membukukan kerugian 1,9 miliar dolar AS untuk tahun yang berakhir pada 30 Juni karena pandemi virus corona mencengkeram ekonomi global.
Baca Juga: Narkoba 23 Ton Pakistan Disita di Belanda dan Jerman
Joyce mengatakan total 8.500 staf akan kehilangan pekerjaan mereka karena krisis, dan 7.500 lainnya akan tetap ditangguhkan hingga dimulainya kembali penerbangan internasional.
Sekitar 100 pesawat juga telah dihentikan terbang sebagai bagian dari upaya pemangkasan biaya dan restrukturisasi sebesar 10 miliar dolar AU.***