Teganya! Afghanistan Masih Berdarah, Pasukan Selandia Baru Ancang-ancang Mundur

- 17 Februari 2021, 16:33 WIB
BERBAHAYA -  Sepak terjang Taliban masih membahayakan di seantero Afghanistan. Ironisnya, militer Selandia Baru akan segera menyelesaikan misi penjaga perdamaian di negara itu.//PIXABAY/
BERBAHAYA - Sepak terjang Taliban masih membahayakan di seantero Afghanistan. Ironisnya, militer Selandia Baru akan segera menyelesaikan misi penjaga perdamaian di negara itu.//PIXABAY/ /Kalbar Terkini/Oktavianus Cornelis

KABUL, KALBAR TERKINI -   Sepak terjang Taliban masih membahayakan di seantero Afghanistan. Ironisnya, dalam kondisi seperti ini, pasukan negara asing akan segera mengakhiri misi penjaga perdamaian di negara itu. Padahal, kelompok Islam radikal dukungan Qatar ini masih aktif melancarkan serangan militer. 

Terakhir, Taliban diduga kuat sebagai dalang aksi penembakan yang menewaskan empat orang di dua lokasi terpisah Provinsi Nangarhar, Selasa, 16 Februari 2021 pagi. Empat orang yang tewas ini termasuk dua  personel Kepolisian Nasional Afghanistan (Afghanistan National Police/ANP), sementara dua lainnya terluka parah.   

Baca Juga: Tangkap Terduga Teroris di Kalbar, Densus 88 Anti Teror Polri Sasar Tiga Wilayah

Sehari kemudian, tepatnya pada Rabu, 17 Februari 2021, Selandia Baru mengumumkan akan mengakhiri misi angkatan bersenjatanya (NZDF) pada Mei mendatang.  Dilansir Kalbarterkini.com dari Khaama Press News Agency (KPNA), Rabu, pernyataan Selandia Baru tersebut disampaikan secara serempak oleh Perdana Menteri (PM) Janidra Ardern, Menteri Luar Negeri Nanaia Mahuta, dan Menteri Pertahanan (Menhan) Peeni Henare. 

Setelah 20 tahun kehadiran NZDF di Afghanistan, menurut PM Ardern, saatnya Selandia Baru untuk mengakhiri penempatannya. Pengerahan pasukannya  ke Afghanistan diakuinya sebagai penempatan terlama dalam sejarah militer Selandia Baru.  

Baca Juga: 65 Wartawan Terbunuh, PBB Desak Taliban Taati HAM dan Hukum Humaniter

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada 10 warga Selandia Baru yang kehilangan nyawa selama menjalankan tugas, dan lebih dari 3.500 NZDF, serta personel agensi lainnya yang telah berkomitmen untuk perdamaian. Mereka akan selalu dikenang," imbuhnya. 

Senada itu, Menlu Mahuta menyatakan bahwa meskipun permasalahan di negara tersebut kompleks, proses perdamaian secara internal merupakan pilihan yang terbaik demi masa depan bangsa dan rakyat Afghanistan sendiri. 

“Keputusan Selandia Baru mengakhiri penempatannya ke Afghanistan pada 2021, telah didiskusikan dengan mitra utama kami (Pemerintah Afghanistan), dengan siapa kami telah bekerja sama secara erat selama 20 tahun terakhir,” kata Nanaia. 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x