Teganya! Afghanistan Masih Berdarah, Pasukan Selandia Baru Ancang-ancang Mundur

- 17 Februari 2021, 16:33 WIB
BERBAHAYA -  Sepak terjang Taliban masih membahayakan di seantero Afghanistan. Ironisnya, militer Selandia Baru akan segera menyelesaikan misi penjaga perdamaian di negara itu.//PIXABAY/
BERBAHAYA - Sepak terjang Taliban masih membahayakan di seantero Afghanistan. Ironisnya, militer Selandia Baru akan segera menyelesaikan misi penjaga perdamaian di negara itu.//PIXABAY/ /Kalbar Terkini/Oktavianus Cornelis

Baca Juga: Jenderal Asal Ketapang Merasa Nyaman-nyaman Saja, Usai Dua Kali Disuntik Vaksin Covid-19

"Selandia Baru akan terus mendukung Pemerintah Afghanistan dan rakyatnya, termasuk selama Afghanistan bekerjasama  lewat proses perdamaian secara internal untuk menyelesaikan konflik yang sudah terjadi puluhan tahun," tambahnya. 

Sementara itu, Menhan Henare menegaskan, militer Selandia Baru masih menyisakan enam personelnya di  negara itu. Tiga personel  ditempatkan di Akademi Perwira Angkatan Darat Nasional Afghanistan dan lainnya dikerahkan ke Markas Besar NATO di negara itu. 

“Bersama dengan mitra kami ini, Selandia Baru telah ikut membantu menetapkan kondisi untuk proses perdamaian intra-Afghanistan saat ini. Kami telah mendukung keamanan regional, dan membantu meningkatkan kehidupan masyarakat Afghanistan," katanya. 

Baca Juga: Baru 9 Bulan Tugas Kajari Sintang, Imran Hafal Salam Dayak

“Elemen penting lainnya dari dukungan Selandia Baru untuk Afghanistan, adalah kontribusi kami melatih dan membimbing generasi baru untuk kalangan perwira di Angkatan Darat Afghanistan. Keberhasilan program pendampingan yang telah kami jalin dengan Akademi Perwira Angkatan Darat Nasional Afghanistan yang sekarang sudah cukup mandiri, menyimpulkan kontribusi Selandia Baru di negeri ini," tammbah Menhan Henare. 

Sehari Sebelumnya...

Ditengarai kuat, Selandia Baru bersama sekutu-sekutu bakal batal mengakhiri misi  militernya di Afghanistan. Sebab, Taliban sebagai titik api konflik, diduga bersikap mendua alias bersikap sesukanya.

Pada Selasa, 16 Februari 2021 atau sehari sebelum pernyataan pihak Selandia Baru itu, terjadi aksi penembakan yang belum jelas pelakunya sehingga menewaskan empat orang termasuk seorang  personel NPA. Sedangkan dua orang lainnya terluka parah.

Pada hari yang sama, pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar dalam sebuah surat terbuka, mendesak AS untuk mematuhi komitmennya menarik pasukan dari Afghanistan. Baradar menyatakan, konflik militer bukanlah solusi yang cocok untuk perdamaian.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x