Baca Juga: Dendam Masa Lalu, Banyak Orang Indonesia Ikut Milisi Radikal Filipina
Menurutnya, dalam 19 tahun terakhir, telah terbukti bahwa masalah orang Afghan tidak dapat diselesaikan melalui penggunaan kekuatan atau dengan strategi militer. "Sekarang, satu tahun telah berlalu. Kami mendesak Amerika untuk tetap berkomitmen untuk melaksanakan penuh perjanjian Doha," katanya.
Dalam surat itu Baradar mengindikasikan, Afghanistan selama ini dipaksa berperang. Padahal, pihaknya yakin bahwa perdamaian abadi, keamanan, dan pemerintahan Islam, dapat dicapai oleh orang Afghanistan sendiri, melalui pembicaraan Intra-Afghanistan.
Baradar mengulangi dalam surat itu, bahwa sesuai pula dengan pernyataan negara-negara Islam Emirat, itulah solusi politik untuk mengakhiri perang sehingga Taliban membuka kantor politiknya di Qatar. Baradar menjamin, semua hak perempuan akan diberikan berdasarkan hukum Islam dan masyarakat internasional juga dijamin aman.
Menurutnya, semua orang berkepentingan untuk mengakhiri perang dan perdamaian merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat.***
Kenyataan yang Ironis
Pada hari yang sama seiring beredarnya surat pemimpin Taliban tersebut, terjadi serangkaian aksi penembakan di dua lokasi terpisah di Afghanistan. Setidaknya, empat orang termasuk seorang dokter, dibunuh dalam dua serangan terpisah oleh orang bersenjata tak dikenal.
Insiden pertama terjadi pada dini hari di PD3 Jalalabad, ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke kendaraan polisi, seorang anggota ANP tewas dan dua lainnya luka-luka. Menurut polisi provinsi, orang-orang bersenjata itu masih buron.
Insiden kedua terjadi beberapa menit kemudian. Sejumlah orang bersenjata tak dikenal menyerang kendaraan di PD4 Kota Jalalabad. Tiga orang termasuk seorang dokter tewas akibat dihujani peluru.
Baca Juga: Jalin Kerukunan Masyarakat, FKUB Kota Pontianak Gelar Coffee Morning